Pihak otoritas perlu mendiagnosis masalah dari pendidikan kita yang tak kunjung selesai, bukan hanya mengadaptasi teori-teori kuno, kemudian bagaimana sistem pendidikan dapat sesuai dengan zaman, dan bagaimana anak bangsa menjadi unggul di masa depan.
Orang tua juga harus mengevaluasi diri tentang caranya mendidik anak. Jangan-jangan mereka terlalu disibukkan oleh pekerjaan? Jangan-jangan uang menjadi prioritas? Jangan-jangan mereka terlalu memanjakan anaknya dengan teknologi?
Rasa ingin tahu memang terkesan sepele, namun jika dilakukan dengan hati yang tulus, seluruh dunia dapat berputar di sekitar kita. Jendela cakrawala terbuka lebar, kita dapat melihat bagaimana alam semesta bekerja bersama kita.
Suka atau tidak suka, kita harus mengakui bahwa Merdeka Belajar belum sepenuhnya menjadi pendidikan yang membebaskan. Kita tidak tahu kapan mimpi indah itu akan terwujud. Dan kita juga tidak tahu sistem baru macam apa yang sedang menanti kita.
Apa yang perlu kita perjuangkan begitu banyak. Namun, langkah pertama kita yang efektif adalah dengan senantiasa membangun rasa ingin tahu.
Kita perlu menghentikan tradisi kita yang cenderung mendukung sikap dogmatis: menerima segala sesuatu tanpa bertanya atau meragukan.
Marilah kita menjadi individu yang skeptis; gemar mempertanyakan segala sesuatu secara kritis. Anda tahu mengapa?
Karena itulah yang membedakan kita dengan hewan.
Dan oh, selamat hari pendidikan nasional, Pembaca.