Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Fate seemed to be toying us with jokes that were really not funny.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mengapa Kita Suka Bersikap "Caper"?

28 April 2021   10:43 Diperbarui: 29 April 2021   12:31 2255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orang yang sedang selfie, caper di media sosial. Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Kita menjalani kehidupan dengan terpental antara penolakan dan pujian, ya dan tidak, atau tidak ada sama sekali (yang berarti kita tidak mendapatkan perhatian sama sekali).

Perasaan tersebut mengikuti perjalanan yang ada, muncul dari kegembiraan menjadi depresi, hingga pada akhirnya tenggelam dalam sikap apatis atau putus asa.

#Bagian dari kebutuhan

Ada satu teori hierarki kebutuhan yang terkenal dan menarik dari Abraham Maslow. Meskipun teori ini cukup banyak dikritik karena ketidakjelasan standar yang diambil, tapi saya rasa teori ini akan sangat cocok untuk menjawab masalah kita kali ini.

Pada tahun 1954, Maslow memperkenalkan sebuah konsep hierarki kebutuhan dalam bukunya yang berjudul Motivation and Personality. Hierarki ini menunjukkan bahwa orang termotivasi untuk memenuhi kebutuhan dasar sebelum beralih menuju kebutuhan lain yang lebih besar.

Perhatikan piramida kebutuhan berikut.

Piramida kebutuhan Maslow | Sumber: brandadventureindonesia.com
Piramida kebutuhan Maslow | Sumber: brandadventureindonesia.com
Pada tingkatan pertama ada kebutuhan fisiologis. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan primer kita seperti makan, minum, bernapas, berpakaian, tidur, tempat tinggal, dan semacamnya.

Jika seseorang telah memenuhi kebutuhan fisiologisnya, maka dia akan berupaya untuk memenuhi kebutuhan akan keamanan.

Kebutuhan ini mencakup rasa aman dari segi fisik maupun mental. Contohnya keamanan keuangan, kesehatan, keselamatan dari kecelakaan dan cedera, pekerjaan, bahkan rasa aman dari stres dan rasa takut.

Setelah kebutuhan akan keamanan terpenuhi, kita mulai naik ke tingkat kebutuhan berikutnya, yaitu kebutuhan sosial. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan kita akan rasa memiliki dan kasih sayang.

Semua kegiatan bersosialisasi merupakan jerih payah kita untuk memenuhi kebutuhan sosial.

Nah, jika kebutuhan sosial telah terpenuhi, sampailah kita ke tingkat kebutuhan yang dimaksud, yaitu kebutuhan akan penghargaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun