Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Fate seemed to be toying us with jokes that were really not funny.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Mengapa Kita Benci Membaca Buku?

23 April 2021   15:17 Diperbarui: 16 Mei 2021   08:15 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hari buku sedunia menjadi pengingat kita akan pentingnya buku bagi peradaban manusia | Ilustrasi oleh Yerson Retamal via Pixabay

Tapi Anda bisa menemukan cara Anda sendiri.

Keterampilan membaca tidak memadai

Anda tidak akan menyukai A jika Anda sendiri tidak tahu apa-apa tentang A. Atau setidaknya, Anda tidak tertarik dengan A jika Anda sulit memahami A. Pepatah "tak kenal, maka tak sayang" bisa berlaku dalam poin ini.

Dalam hal membaca, kemampuan membaca kita bisa berpengaruh terhadap kecintaan kita terhadap membaca itu sendiri. Jelas. Orang-orang yang "miskin kosakata" akan lebih sukar memahami buku-buku yang dibacanya.

Butuh waktu yang lebih lama bagi mereka untuk membaca, dan kemudian mereka bosan. Anda bisa mendengar mereka berbisik, "Sialan, aku benci dengan buku!"

Lingkungan yang tidak mendukung

Lingkungan pertama yang berperan vital dalam membangun kebiasaan kita adalah keluarga. Jika keluarga Anda bukanlah orang-orang pecinta buku, besar kemungkinan Anda pun juga tidak suka untuk membaca buku.

Hal yang sama juga berlaku dalam lingkungan teman. Jika teman-teman Anda lebih suka bermain media sosial, tentu Anda akan merasa malu kalau tidak mengikuti kebiasaan mereka. Jawaban "tidak" berarti pengasingan yang menyakitkan.

Dan bahkan lebih ironisnya lagi, Anda bisa jadi dibesarkan oleh guru-guru yang "berhenti membaca".

Belum pernah merasakan manfaatnya

Alasan yang kuat tidaklah cukup untuk membangun kebiasaan membaca buku. Alasan tersebut dapat dipatahkan oleh kenyataan bahwa Anda tidak mendapatkan apa pun dari membaca buku. Semua yang Anda baca hanyalah omong kosong.

Besar kemungkinan, saya tidak akan suka membaca buku kalau buku pertama yang saya baca tidak memberikan dampak apa pun terhadap kehidupan saya. Tapi nyatanya, buku itu seperti debu ajaib dari negeri dongeng.

Saya pun coba mencari buku-buku lain yang juga menarik. Saat itu saya membeli dua buku karya Mark Manson, dan saya semakin tergoda untuk lebih sering membaca buku.

Keterbatasan akses

Poin ini mungkin banyak dialami orang-orang, dan penangkalnya pun ada di depan hidung mereka. Saya sendiri sempat berhenti membaca buku selama sebulan karena tidak punya uang untuk membeli buku baru. Belum lagi perpustakaan yang lebih banyak menyediakan buku-buku "kaku".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun