Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Fate seemed to be toying us with jokes that were really not funny.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

7 Hal Penting yang Seharusnya Diajarkan di Sekolah

21 April 2021   10:54 Diperbarui: 21 April 2021   18:16 3292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Banyak hal penting tentang kehidupan yang tidak saya dapatkan dari sekolah | Ilustrasi oleh Sasin Tipchai via Pixabay

Kita tahu bahwa mimpi pendidikan kita adalah melahirkan orang-orang yang kritis. Tapi, bagaimana jiwa kritis bisa terbentuk kalau bersikap skeptis saja masih dianggap tabu? Anda tidak bisa menjadi kritis tanpa pertama-tama menjadi skeptis.

Sayangnya, tidak semua pelajar kita mendapatkan kebebasan untuk bertanya. Beberapa pengajar merasa begitu takut untuk "diserang" pertanyaan oleh muridnya sendiri. "Apa jadinya dunia jika saya menjawab 'tidak tahu'?"

Karenanya dalam beberapa kasus, para pelajar justru dibungkam untuk mengangguk dengan berbagai dalih yang kiranya masuk akal. Dan ketika mereka bertanya, mereka dibungkam lagi dengan label "bodoh".

Skeptisisme memupuk kemampuan untuk membuka diri terhadap berbagai alternatif, menahan penilaian, mempertanyakan dan menantang diri sendiri serta menjadikan diri kita orang yang lebih baik.

Jadi, skeptisisme bisa jadi langkah pertama dalam membangun pendidikan yang sehat.

5. Kesadaran diri

Kesadaran diri merupakan kemampuan orang untuk menjalani hidup dari saat ke saat dengan sepenuh hati dan pikirannya. Dengan kata lain, kesadaran diri adalah kemampuan untuk berpikir tentang bagaimana Anda berpikir. Ini adalah kemampuan untuk memiliki perasaan tentang perasaan Anda. Untuk memiliki opini tentang opini Anda.

Saya tahu apa yang Anda tanyakan sekarang, "Bagaimana Anda bisa mengajarkan kesadaran diri?" Karena ini adalah sebuah keterampilan, kita bisa mempelajarinya dalam bentuk apa pun.

Misalnya, jika saya berpikir sesuatu seperti, "Saya benci pada perempuan yang berambut pendek. Perempuan yang berambut pendek adalah seorang psikopat."

Itu adalah contoh klasik dari kefanatikan, penyaluran kebencian melalui stereotip yang dangkal. Dan jika saya tidak memiliki kesadaran diri, saya akan menganggap prasangka tersebut sebagai benar.

Tetapi jika saya memiliki kesadaran diri, saya akan peka terhadap pemikiran tersebut dan mempertanyakannya. Mengapa saya membenci perempuan berambut pendek? Apa mungkin karena mantan pacar saya berambut pendek?

Atau seorang pembunuh yang saya temui di berita punya rambut pendek? Apakah mungkin saya mengalihkan seluruh kehidupan saya hanya untuk membenci perempuan berambut pendek?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun