Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Fate seemed to be toying us with jokes that were really not funny.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Antreas

9 Maret 2021   07:50 Diperbarui: 9 Maret 2021   07:53 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kita mendapatkan kepuasan diri yang menyedihkan | Ilustrasi oleh Kevin Schmid via Pixabay

Beberapa jam lamanya berjalan, pemukiman itu semakin dekat, terdengar suara-suara pribumi yang bercengkerama, hatinya semakin dilema. Jika ia muncul di sana, mereka akan menganggapnya sebagai seorang musafir yang patut dikasihani. Dan itu juga berarti menghancurkan misi soliternya!

Namun, hatinya tiba-tiba berubah. Misi kemanusiaan telah berbisik jauh ke lubuk hatinya, dan Antreas siap ditertawakan oleh siapa pun.

Bersama untanya yang mulai bungkuk, Antreas menghampiri kerumunan tanpa suara. Cadangan air dalam tubuh unta itu telah surut, membuat langkahnya sangatlah pelan seperti menyeret paksa bak seorang prajurit dengan kaki tertembak.

Bumi 2222, kehidupan umat manusia telah kembali serupa seperti nenek moyangnya. Dunia semakin mendekati kehancurannya. Dengan spons apakah kita akan menghapus seluruh horizon? Dengan pohon apakah kita akan berteduh dari gejolak keringat sang surya? Dengan sedotan apakah kita akan mampu menenggak habis seisi lautan?

Di alun-alun pasar yang terik ini, Antreas coba mendengarkan apa yang sedang dibicarakan orang-orang itu.

"Hutan akan sangat sempurna untuk menopang hidup kita selama beberapa tahun ke depan!" seru seorang pria tua yang janggutnya seperti terbakar.

"Kita akan berteman dengan para burung! Mereka bisa membantu kita mencari biji-bijian!"

"Lalu apa lagi yang bisa kita kerjakan di sana?" tanya seorang remaja di tengah ketegangan.

"Menunggu kematian!" sambar Antreas yang tiba-tiba datang dengan unta dituntunnya.

Semua orang yang bahkan bukan bagian dari diskusi itu serentak memandangi Antreas karena mengundang misteri. Maka berujarlah salah seorang di antara mereka, "Aku mengenali musafir ini! Antreas, sang kaisar, begitulah aku mengenalnya!"

"Diakah?" tanya orang-orang tak percaya. Mereka memandang satu sama lain seperti kebingungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun