Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Fate seemed to be toying us with jokes that were really not funny.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Praktik "Latihan Menderita": Vaksinasi Tanpa Jarum Suntik

16 Februari 2021   14:33 Diperbarui: 16 Februari 2021   15:37 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Apa yang terjadi, terjadilah | Ilustrasi oleh Victoria Borodinova via Pixabay

Konsep "Latihan Menderita" ini mirip dengan cara kerja vaksinasi. Dalam vaksinasi, kita memasukkan virus yang sudah dilemahkan sehingga sistem imun kita bisa mempersiapkan diri melawan virus yang sesungguhnya jika datang.

Dalam konteks ini, kita tak harus menusukkan jarum suntik atau memasukkan sesuatu ke dalam mulut kita. Kita seperti sedang menyiapkan barisan pasukan untuk melawan musuh yang mungkin saja datang tanpa diduga.

Percayalah, Anda akan bersukacita dengan sesuatu yang sederhana, dan Anda akan mengerti bahwa kedamaian jiwa seseorang tidak bergantung pada Dewi Keberuntungan (kemakmuran), karena bahkan saat murka pun, ia tetap memenuhi semua kebutuhan kita dengan cukup.

Praktik ini menjadikan kita lebih tangguh. Dan bahkan, kebahagiaan kita tak lagi terpengaruh oleh seberapa banyak materi yang kita miliki. Kebahagiaan itu akan ada dalam kendali kita. Dan karenanya tak seorang pun yang bisa mencurinya dari kita.

Praktik ini juga membuat kita lebih berani dalam menghadapi berbagai kemungkinan. Saya merasakannya sendiri. Pada beberapa tahun yang lalu, ekonomi keluarga saya sudah cukup berada sehingga saya tak begitu khawatir tentang biaya pendidikan di masa mendatang.

Dalam setahun belakangan, saya sudah merasakan tentang adanya sesuatu yang tidak beres. Sedikit demi sedikit, saya mulai dihantam berbagai masalah yang sebelumnya tak pernah saya duga. Tapi karena itulah saya menjadi terbiasa. Saya telah terlatih untuk menerima skenario terburuk.

Dan bahkan saat ini, saya tak begitu mampu untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Mereka pusing memikirkan kampus dan jurusan, saya malah harus memikirkan biaya.

Tapi karena saya sudah lama mempraktikkan "Latihan Menderita" ini, saya harus jujur, saya benar-benar tak khawatir. Saya bisa belajar di mana pun, kapan pun.

Anugerah terbesar dari praktik ini adalah membuat saya begitu lantang dalam berkata, "Jika harus jatuh miskin pun, aku tidak akan hancur. Silakan saja. Apa yang terjadi, terjadilah!"

Nah, kembali ke masalah awal, praktik ini juga membuat kita lebih bersyukur. Dengan rutin mengguncang base level diri kita sendiri, maka kita akan kembali menghargai apa yang telah kita miliki.

Jika kita terbiasa makan enak, maka saat menghabiskan waktu untuk menyantap makanan yang sederhana dan murah, kita jadi kembali mengapresiasi makanan enak yang kita konsumsi selama ini. Dan ya, ini akan membantu kita untuk melawan konsep Hedonic Treadmill.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun