Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Fate seemed to be toying us with jokes that were really not funny.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Praktik "Latihan Menderita": Vaksinasi Tanpa Jarum Suntik

16 Februari 2021   14:33 Diperbarui: 16 Februari 2021   15:37 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Apa yang terjadi, terjadilah | Ilustrasi oleh Victoria Borodinova via Pixabay

Atau cobalah untuk mengenakan baju yang paling sederhana atau bahkan lusuh. Saya sering melakukan yang ini. Kebanyakan saat saya pergi ke suatu tempat, saya hanya akan mengenakan baju kaos sederhana dan celana training (yang bahkan hanya itu-itu saja). Dan kemudian mereka bertanya, "Gak mampu?" Saya mengangguk, yang padahal saya sedang berlatih untuk menderita.

Saya tak peduli dengan anggapan semacam itu.

Kemudian tanyakan pada diri sendiri, "Inikah kondisi yang aku takuti?"

Justru ketika keadaan sedang baik, maka jiwa kita harus diperkuat untuk menghadapi kesulitan yang lebih besar. Justru ketika nasib sedang ramah, maka kita harus menyiapkan diri terhadap murkanya. Roda selalu berputar; roda nasib selamanya akan berputar.

Seperti para tentara. Di masa perdamaian, mereka berlatih melakukan manuver, menggali tanah padahal tak ada musuh, dan melelahkan diri dengan kerja keras yang sebenarnya tidak perlu, toh tidak ada musuh di sekitar mereka. Tapi pada akhirnya, mereka sudah siap untuk bekerja keras saat perang benar-benar terjadi.

Sebab jika Anda ingin tak goyah saat krisis melanda, maka latihlah mental dan raga Anda sebelum krisis itu datang.

Bagi Anda yang memiliki belasan mobil di garasi, siapkah jika semua mobil itu dihantam meteor tanpa aba-aba? Bagi Anda yang memiliki properti di sana-sini, siapkah jika semua properti itu lenyap akibat bencana alam?

Dan cara untuk berani menghadapi semua kemungkinan itu adalah dengan mempersiapkan diri. Sebab musibah terasa sangat menyakitkan saat datang tanpa diduga.

Yang terbiasa tidur di kasur spring bed, cobalah tidur di kasur tipis atau bahkan di lantai beralaskan tikar. Yang terbiasa memakai ponsel, cobalah untuk puasa ponsel selama beberapa waktu. Yang terbiasa naik taksi, cobalah untuk naik ojek.

Saat melakukan semua itu, coba renungkan, apakah hidup melarat seperti itu sungguh-sungguh menakutkan? Apakah kondisi berkekurangan seperti itu adalah sebuah bencana besar dalam hidup Anda? Atau ternyata, tidak semenakutkan yang Anda kira?

Karena faktanya, kita tetap bisa hidup dengan makanan yang sederhana. Toh kita makan untuk hidup, bukan hidup untuk makan. Atau ternyata, tidak ada yang peduli dengan baju bagus Anda. Atau ternyata, Anda masih bisa tidur nyenyak tanpa segala fasilitas yang mewah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun