Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Fate seemed to be toying us with jokes that were really not funny.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Praktik "Latihan Menderita": Vaksinasi Tanpa Jarum Suntik

16 Februari 2021   14:33 Diperbarui: 16 Februari 2021   15:37 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Apa yang terjadi, terjadilah | Ilustrasi oleh Victoria Borodinova via Pixabay

Sebuah penelitian terhadap para pemenang lotre di Amerika Serikat menemukan bahwa 18 bulan setelah memenangkan lotre, para pemenang tidak lebih bahagia ketimbang mereka yang tidak menang.

Hal yang sama juga berlaku kepada mereka yang mengalami kecelakaan besar dan kehilangan kemampuan pada fungsi kaki mereka. Kecelakaan yang pada awalnya sangat menghancurkan, mereka cenderung kembali ke tingkat kebahagiaan yang sama seperti sebelum mereka mengalami kecelakaan.

Terlepas dari dua hal itu, kita juga merasakannya dalam kegiatan yang sepele. Gigitan pertama pada makanan yang enak dirasa lebih nikmat daripada gigitan ketiga atau kesepuluh. Kita menjadi terbiasa dengan kenikmatan itu karena dengan segera, suguhan kecil yang mengangkat suasana hati yang sama tidak menggiring kita pada kegembiraan yang sama.

Para psikolog menyebut konsep ini dengan nama Hedonic Treadmill. Kita merasa telah berlari sejauh mata memandang, padahal kita berlari di tempat yang sama.

Kita bisa dengan mudah menemukan tragedi ini pada semua orang atau bahkan diri sendiri. Inilah mengapa kita sulit atau bahkan tak pernah merasa bersyukur, sebab kebahagiaan yang kita dambakan tidaklah abadi dan malah rapuh.

Untuk mempertahankan kebahagiaan, kita terus berkata lagi, lagi. Kita tidak tahu di mana garis finish. Padahal sebenarnya, kita bisa mendapatkan kebahagiaan tanpa perlu mengejar lebih.

"Latihan menderita"; itulah jawabannya.

Saya menyarankan Anda untuk sesekali (atau bahkan cukup sering) memaksa diri sendiri menderita secara fisik. Bukan, bukan berarti Anda harus menampar pipi Anda sendiri dengan wajan, tetapi dengan sengaja hidup jauh di bawah standar kenyamanan hidup Anda sehari-hari secara berkala.

Misalnya, cobalah luangkan beberapa hari dalam sebulan di mana Anda memuaskan diri dengan makanan yang paling sederhana dan murah. Mungkin pada awalnya akan menurunkan grafik kebahagiaan Anda.

Tapi, memang itulah tujuannya.

Dengan membiasakan makan makanan yang sederhana, Anda akan bisa merasakan kebahagiaan yang meningkat drastis lagi saat Anda kembali menyantap hidangan yang enak (seperti yang biasa Anda konsumsi saat ini).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun