"Mana bisa?" tanya Dhira tak percaya.
"Sudah kubilang, itu mudah bagiku!"
Tanpa basa-basi, Malaikat Arsa menyingkirkan selimut yang dipakai Dhira. Kemudian ia menggendongnya bak seorang kaisar yang menggendong sang ratu. Dhira memejamkan matanya karena takut. Tapi, Dhira tak merasa seberat dirinya; ia merasa seringan kapas saat berada di pangkuan Malaikat Arsa.
Dengan tenangnya Malaikat Arsa keluar melompat dari jendela dan tiba-tiba saja mereka sudah tiba di taman kecil rumah Dhira. Malaikat Arsa seperti punya jetpack alami. Perlahan Malaikat Arsa melepaskan Dhira untuk membiarkannya duduk di kursi kayu; persis di samping lampu taman.
"Kamu bisa membuka matamu!" seru Malaikat Arsa.
"Ajaib! Aku tak tahu bagaimana caramu melakukannya," kagum Dhira.
"Itu mudah bagiku."
"Jadi tadi kita terbang bersama?"
Malaikat Arsa sedikit mengangguk. "Hanya bedanya, aku tak merasakan apa-apa."
"Betapa kuasanya Tuhan!"
"Ya, segalanya pasti sangat mudah bagi-Nya."