Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Fate seemed to be toying us with jokes that were really not funny.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Terjebak dalam Kemerdekaan Palsu

19 Desember 2020   09:21 Diperbarui: 19 Desember 2020   09:25 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebebasan mutlak, pada dasarnya, tidak ada artinya sama sekali | Gambar via Pixabay

Selama 12 tahun mengenyam pendidikan sekarang ini, saya dihadapkan pada berbagai mata pelajaran di sekolah. Belum lagi, saya suka membaca buku di luar pelajaran-pelajaran sekolah. Saya pikir ini bagus! Saya bisa belajar banyak hal.

Paradigma itu bermukim selama lebih dari seperempat usia saya. Dan butuh waktu yang lama untuk menyadari bahwa perjuangan itu sangat melelahkan, juga miskin makna. Saya hampir tidak mempelajari apa pun selama 11 tahun belakangan ini. Maksud saya, tentu saya belajar banyak hal. Tapi pembelajaran itu hilang entah ke mana dalam satu-dua hari.

Kiranya 1 tahun terakhir, saya malah mendapati sesuatu yang lain.

Aneh, bahwa saya merasakan kemerdekaan sejati saat mampu membatasi diri.

Kebebasan mutlak membuka kesempatan untuk makna yang lebih besar, tetapi pada dasarnya, tidak ada makna apa pun di dalamnya.

Saya kira kemerdekaan sejati adalah ketika kita bisa bebas memilih apa pun, karena dengannya, kita bisa belajar banyak hal. Ternyata tidak demikian. Cukup ironis mengetahui fakta ini, tetapi saya harus mengatakannya.

Satu-satunya cara untuk mendapatkan makna dalam terhadap sesuatu adalah dengan berkomitmen. Ketiadaan komitmen hanya mendatangkan kedangkalan pengalaman. Barangkali Anda sudah bisa memahaminya lebih awal.

Masalahnya adalah semakin bebas diri kita, semakin banyak kita mendapatkan pilihan, semakin banyak masalah yang akan kita hadapi, semakin banyak hambatan yang kita miliki, dan semakin dangkal pengalaman yang kita alami.

Kebebasan --> Banyak pilihan --> Banyak masalah --> Banyak hambatan --> Miskin makna

Barangkali Anda memiliki paradigma yang sama dengan saya, bahwa kebebasan mutlak membuka peluang untuk mempelajari banyak hal. Tetapi itu ide yang buruk! Kita terjebak dalam pemikiran yang delusional. Dan ini adalah skandal besar! Saya menyebutnya dengan "Delusional Scandal".

Semakin banyak pilihan yang kita punya, maka semakin banyak pula varian yang kita pegang. Dengan banyaknya varian itu, kita lebih sulit untuk memilih, melakukan pengorbanan, apalagi memusatkan perhatian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun