Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Fate seemed to be toying us with jokes that were really not funny.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

"Jalan Pintas" Itu Ambyar!

1 Desember 2020   16:42 Diperbarui: 4 Desember 2020   04:41 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Terkadang, jalan pintas itu buruk | pixabay.com

Alkisah terdapat seorang petani miskin yang pada suatu hari menemukan sebutir telur emas yang berkilau di sarang angsa peliharaannya. Pada mulanya, ia berpikir ini pasti semacam tipuan. Tetapi, ketika ia akan membuangnya, ia berpikir-pikir lagi dan membawanya pulang untuk diperiksa.

Telur itu ternyata emas murni! 

Si petani tidak dapat percaya akan keberuntungannya itu. Ia menjadi semakin tidak percaya ketika pada hari berikutnya, pengalaman tersebut berulang kembali. 

Hari demi hari, ia bangun dan bergegas menuju sarang dan menemukan satu lagi telur emas. Ia menjadi sangat kaya; semua ini kelihatannya seperti sesuatu yang mustahil untuk menjadi kenyataan.

Jangan-jangan ada mimi peri yang menaburkan debu ajaibnya? Saya rasa tidak!

Namun sewaktu ia bertambah kaya, timbul pula sifat tamak dan tidak sabar; tidak sabar menunggu hari demi hari untuk mendapatkan telur emas tersebut. Akhirnya si petani memutuskan untuk membunuh sang angsa dan meraup semua telur emas itu sekaligus. Tetapi, ketika ia membuka perut angsa tersebut, ternyata kosong. 

Tidak ada telur emas; dan sekarang tidak ada cara untuk menghidupkannya lagi. Tidak ada lagi telur emas yang bisa didapatkan. Si petani telah memusnahkan angsa yang menghasilkan telur-telur tersebut.

Dalam fabel ini terlihat suatu hukum alam, suatu prinsip; definisi dasar dari efektivitas. Kebanyakan orang melihat efektivitas seperti pada contoh telur emas: semakin banyak Anda menghasilkan, semakin banyak Anda bekerja, semakin efektif Anda jadinya.

Namun demikian, fabel ini memperlihatkan pada kita bahwa efektivitas yang sebenarnya adalah suatu fungsi dari dua hal: Apa yang dihasilkan atau diproduksi (telur emas) dan aset yang menghasilkannya atau kapasitas produksi (angsa).

Jika Anda menggunakan pola kehidupan yang berfokus pada telur emas dan mengabaikan angsanya, Anda segera akan kehilangan aset yang menghasilkan telur emas. 

Sebaliknya, jika Anda hanya mengurus angsanya tanpa memerhatikan telur emasnya, Anda tidak akan memiliki persediaan yang diperlukan untuk memberi makan diri Anda atau angsa Anda sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun