Mohon tunggu...
Hasan Izzurrahman
Hasan Izzurrahman Mohon Tunggu... Penulis - Diam Bersuara

Peneliti multidisiplin. Mengkhususkan diri dalam ilmu politik, hubungan internasional, kebijakan luar negeri, dan hak asasi manusia. Kontak saya di hasanizzul@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Timur Tengah dalam Pusaran Konflik Rusia-Ukraina

2 Maret 2022   22:21 Diperbarui: 4 Maret 2022   05:50 1524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Lara Jameson from Pexels

Ketika berita utama secara global dipenuhi oleh topik krisis Rusia-Ukraina, berbagai belahan di seluruh dunia antusias dalam mengawasi dengan cermat, menunggu dan melihat apakah Rusia akan mengurangi eskalasi atau bahkan terus tanpa henti menyerang.

Namun, ada satu sudut dunia yang agaknya berkurang untuk diperhatikan adalah dunia Arab. Seperti halnya dengan regional lainnya, dunia saat ini bak domino, jika ada konflik di timur maka barat, utara, dan selatan juga akan berdampak. Maka mau tidak mau, kawasan Timur Tengah juga akan merasakan efeknya.

Kawasan Timur Tengah hingga kini masih menjadi arena persaingan berbagai kekuatan besar, khususnya Amerika Serikat dan Rusia. Selain itu, wilayah ini merupakan produsen minyak dan gas terbesar di dunia, yang mana masa depan produksi energinya akan dipengaruhi oleh meningkatnya ketegangan dan dampak dari krisis.

Perlu diketahui, meroketnya harga minyak dalam beberapa pekan terakhir telah berdampak pada pasar keuangan di negara-negara Arab, khususnya di Teluk, di mana saham bergerak ke arah yang berlawanan sebagai reaksi terhadap ketegangan geopolitik di Eropa timur.

Ketakutan terbesar lain bagi negara-negara Arab di Timur Tengah bahwasanya mereka akan mengalami kekurangan pangan jika perang Rusia-Ukraina terus memanas. Pasalnya, kedua negara Eropa timur itu merupakan salah satu sumber utama gandum dan biji-bijian bagi Timur Tengah.

Maka dalam tulisan ini, penulis mencoba menjabarkan tiga pokok utama yang akan memengaruhi Timur Tengah atas konflik Rusia-Ukraina.

Dua Hegemoni

Patut disadari, pengaruh Rusia sepertinya akan semakin kuat di Timur Tengah melalui Suriah dengan kaki tangan Presiden Bashar al-Assad. Sementara Amerika Serikat, menurut Merissa Khurma, seorang pengamat Timur Tengah , ada sinyal kuat bahwa fokus pemerintah Presiden Joe Biden semakin pudar dalam menyelami isu-isu di kawasan ini, khususnya pasca kekalahan di Afghanistan tahun lalu. Kini, Biden lebih disibukkan oleh permasalah domestik maupun konflik di Indo-Pasifik.

Jurnalis Mesir, Tarek Osman, mencatat bahwa Rusia terus berusaha mengisi beberapa kekosongan yang ditinggalkan oleh Amerika Serikat. Osman menambahkan bahwa negara-negara Arab saat ini tengah menilai situasi Ukraina pada dua hal. Pertama, apakah Amerika Serikat memang akan menunjukkan kekuatan untuk mengaburkan tujuan Rusia atau justru sebaliknya, akankah Rusia mendapatkan apa yang mereka inginkannya sebagai satu-satunya yang memiliki hegemoni terbesar di Timur Tengah.

Keseimbangan Energi

Beberapa negara Arab, khususnya negara-negara Dewan Kerjasama Teluk (GCC), merupakan produsen energi terbesar di dunia. Karenanya, dengan menyoroti bagaimana krisis Rusia-Ukraina sepertinya akan berdampak pada kesehatan ekonomi mereka. 

Seorang analis kebijakan dari Oman, Abdullah Baaboud, mengungkapkan bahwa konflik Rusia-Ukraina menempatkan mereka dalam posisi yang canggung jika harus memilih di antara keduanya. Begitupun sanksi yang dijatuhkan kepada Rusia akan mempengaruhi kerjasama ekonomi dan militer di antara Moskow dengan negara-negara GCC.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun