Mohon tunggu...
Muhammad Farrel Gozi
Muhammad Farrel Gozi Mohon Tunggu... Freelancer - International Relation Student

Read the news according to what happend.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implementasi Indonesia dalam Dampak dan Risiko Perang Nuklir pada Konflik Iran-AS Tahun 2020

3 Desember 2021   01:30 Diperbarui: 3 Desember 2021   01:32 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Banyak faktor negara Indonesia tidak ikut mencampuri hal yang terjadi pada konflik Amerika Serikat dan Iran, bukan berarti sebagai negara muslim terbesar Indonesia tidak perduli akan adanya Konflik yang menimpa Iran sedang berlanjut dari zaman dahulu hingga sekarang dengan Amerika Serikat, tetapi Indonesia selalu memperhatikan hal yang  yang mengutamakan kestabilan ekonomi. 

Sebagai negara berkembang yang banyak bergantung dan membutuhkan relasi negara lain untuk terus memajukan negaranya sendiri, Indonesia memilih langkah untuk diam dan mengamati apa yang terjadi pada konflik tersebut, kemudian Indonesia membuat kesepakatan untuk diam dan dan membuat taktik untuk terus memajukan ekonomi.

Hubungan yang dibangun Indonesia yang dibangun kepada negara Iran, Irak dan negara Amerika Serikat adalah hubungan bai kantar negara, yang bisa menjadikan nya mwngalami dampak secara bilateral yang ada dalam konteks tentang konflik yang terjadi tak akan membuat negara Indonesia terpengaruh dan berpihak kepada masing-masing negara tersebut. 

Tetapi ada juga dampak yang dialami oleh negara Indonesia yang juga merupakan sampingan dan apabila jika konflik antar kedua negara ini terus berlanjut dan terus menerus bertambah semakin parah dan kemudian terjadi perpecahan perang yang sangat dahsyat antar kedua negara tersebut kemungkinan besar negara Indonesia mengalami dampak yang sangat signifikat seperti yang telah diterangkan pada case diatas.

Terutama pada sektor bahan minyak, karena telah diketahui negara Iran merupakan penyuplai bahan minyak mentah hingga sebesar sepertiga minyak dunia melewati selat yang terletak pada negara Iran.

 Karena pada dasarnya negara Iran itu adalah negara yang tidak akan memulai sebuah peperangan dan tidak pernah menganggu atau mengusik kedaulatan negara lain pada sektor apapun, akan tetapijika negara Iran telah diserang hingga kedaulatan nya terancam, mereka tidak dengan tanggung-tanggung akan membalas serangan yang mungkin akan berdampak lebih besar kepada negara yang menyerang nya. 

Dan telah disampaikan nya sendiri negara Iran tidak takut untuk menutup selat Hormuz, dan kemudian jika selat Hormuz ditutup lebih kurang 30% jalur perlewatan minyak dunia itu melewati selat Hormuz, dan bisa dipastikan dunia akan mengalami resesi yang cukup signifingkat .

Dan juga tidak hanya berdampak pada sektor ekonomi saja dunia bisa mengalami resesi terutama Indonesia, bahkan pada sektor keamanan juga akan sangat berdampak dan sangat menjadi-jadi. 

Bahwasanya kondlik yang berkelangsungan pada tahun 2020 itu antar kedua negara yang sudah lama telah melakukan perang dingin dan juga terbunuhnya seorang jendral keamanan di Iran ini merupakan kematian seorang yang sangat berjuang demi melawan kemerdekaan dunia tanpa ISIS yang berada di Suriah dan Iran, karena jendral Soleimani dalah jendral yang sangat menolak adanya ISIS dan aktif dalam perlawanan kepada ISIS.

Kematian jendral ini juga saya rasa sangat bisa berdampak dan mendorong kebangkitan  perlawanan komplotan ISIS yang saat itu bisa dikatakan sudah mulai redup dari peradaban dan juga terutama kepada ISIS yang ada di negara Republik Indonesia yamng sudah luput dari pemberitaan, karena bagaimanapu juga ketika sudah ada musuh terbesarnya dan kini musuh terbesarnya komplotan ISIS sudah ttidak ad aitu sangat bisa menjadi semangat pemvbalasan yang dibangkitkan oleh kaum-kaum tersebut dan tidak bisa dianggap sebagai hal yang remeh untuk tidak mengikut melakukan perlawanan secara tidak langsung. Hal ini yang saya khawatiwkan terutama pada negara kita Republik Indonesia.

Walaupun juga kedua negara tersebut merupakan negara yang sangat menolak aksi terrorism terutama yang dilakukan oleh komplotan ISIS, tetapi kedua negara tersebut memiliki pola pikir strategi yang sangat berbeda untuk melumpuhkan atau melenyapkan keberadaan komplotan ISIS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun