Mohon tunggu...
Muhammad AlifBachtiar
Muhammad AlifBachtiar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aksi Mahasiswa KKN UNEJ Peduli Semere Kelompok 8 Dusun Watukandang dalam Menjalankan Program Kerja Terkait Kebencanaan

18 Februari 2022   07:23 Diperbarui: 18 Februari 2022   07:28 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahasiswa KKN Peduli Semeru UNEJ kelompok 8 pada minggu pertama, tepatnya tanggal 11/01/2022 telah melaksanakan kegiatan survei terkait potensi bencana kepada pihak terkait di Dusun Watukandang. Dari kegiatan gambar tersebut, Mahasiswa KKN mendapat banyak informasi yang dapat digunakan untuk menentukan program kedepan di dusun Watukandang ini. Hasil dari survei yang telah disusun dari masalah yang ada dirangkum dan dirumuskan menjadi sebuah program kerja sebagai intervensi dalam kegiatan masyarakat. Intervensi yang dilakukan diharapkan akan berdampak dan membantu menyelesaikan masalah masyarakat Dusun Watukandang.  Dari kelompok 8 sendiri merancang 2 (Dua) program kerja yang dicanangkan, yaitu pemasangan sticker masyarakat rentan dan sosialisasi terkait sampah sebagai intervensi pada mitigasi bencana.

Program kerja pemasangan sticker masyarakat rentan terlebih dahulu dilakukan pendataan. Masyarakat rentan dibagi menjadi 4 kategori yaitu lansia, ibu hamil, balita, dan penyandang disabilitas. Pendataan dilakukan dengan meminta data ke pemangku kepentingan di Dusun Watukandang. Data masyarakat rentan untuk RT 1, 2, dan 3 didapat dari Ibu Mimik selaku Ketua Posyandu Gerbang Mas Sedap Malam.

Data yang didapat dikonfirmasi kebenaran dan kelengkapannya ke ketua RT.  Pemasangan stiker ini sendiri bukan tanpa alasan tujuan pemasangan sticker ini bertujuan untuk jika suatu saat ada bencana yang datang sehingga di perlukan tim evakuasi yang membantu, maka dari itu di buatlah sticker ini agar bisa lebih memprioritaskan masyarakat-masyarakat yang masuk dalam  kategori rentan tersebut.

Untuk itu kelompok mitigasi bencana kelompok 8 dusun watukandang desa penanggal berinisiatif membuat stiker ini.Stiker yang dibuat ditiap rumah digunakan sebagai penannda prioritas evakuasi ketika terjadi bencana sehingga para relawan atau warga dapat melakukan tindakan saat melewati rumah warga yang didepannya terdapat stiker yang dibuat, desain stiker diperoleh dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) pertama gambar lansia dan bertuliskan lansia yang menandakan terdapat lansia didalam rumah tersebut, kedua gambar ibu hamil dan tulisan ibu hamil yamg menandakan ada ibu hamil didalam rumah tersebut, ketiga gambar balita dan tulisan balita yang menandakan ada balita didalam rumah tersebut, keempat gambar disabilitas dan tulisan disabilitas yang menamdakan terdapat disabilitas didalam rumah tersebut.

Stiker berwana dasar oranye yang merupakan warna cerah agar dapat terlihat jelas ketika relawan atau warga melintas ketika terjadi bencana. Penempelan stiker dilakukan tiap rumah ke rumah dan dilakukan edukasi tentang kegunaan dan manfaat dari penempelan stiker yang telah didesain, stiker ditempel disetiap RT didusun Watukandang yang rumahnya sudah didata dan disurve.

Salah satu hal yang menyita perhatian kami pada saat pertama kali kami (Mahasiswa KKN  UNEJ Peduli Semeru) tiba di Dusun Watukandang yaitu sampah yang dibuang di sungai yang telah menjadi kebiasaan warga sekitar sehingga kami mencoba untuk mensosialisasikan mengenai sampah kepada ibu-ibu pengajian di gerbang mas kemudian menjelaskan mengenai Pola Hidup Bersih dan Sehat namun ibu-ibu mengakui sudah terbiasa membuang di bantaran sungai.Kami ingin menyampaikan masalah sampah pun jadi bingung dan tidak menemukan jalan keluar. Satu-satunya jalan yang menurut kami baik yaitu melalui tokoh-tokoh desa (Bapak RT, bapak RW dan Ibu ketua gerbang mas Watukandang). Namun hasil yang kami dapatkan pun sama.

Tokoh desa menjelaskan bahwa dulu sebenarnya pernah ada bank sampah yang dikelola oleh warga desa namun bank sampah tidak berjalan dikarenakan adanya gengsi pemuda-pemuda yang telah ditunjuk untuk meneruskan jalannya program tersebut dan kemudian warga pun bingung harus dibuang sampah mereka dimana karena seperti biasa mereka hanya menaruh di depan rumah dan kemudian membusuk. Akhirnya warga membuang di sungai dan beberapa warga dibakar  di depan rumah atau pekarangan seperti yang dilakukan di RT 03 RW 02 warga pun mengikuti jejak ketua RT namun bagi warga yang tidak memiliki lahan yang mereka hanya membuang di bantaran sungai.

Harapan kami semoga pengabdian kepada masyarakat yang di lakukan tidak hanya mengedukasi tentang bencana yang akan datang namun kesadaran dari masyarakat juga timbul mengenai bahaya bencana yang akan menimpa warga dan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencegah adanya bencana yang membahayakan masyarakat tersebut. Kami pun menilai kerja sama masyarakat di bawah pimpinan kepala desa pun sangat  baik untuk itu kami mengaharapkan pihak pemerintah kabupaten lumajang mampu untuk turun dan menilai apa saja yang diperlukan di Desa Penanggal ini terkhususnya Dusun Watukandang karena menurut kami sebagai mahasiswa generasi penerus bangsa yang ada di dusun dan desa tersebut masih perlu edukasi dan perhatian dari pemerintah.

Dinas Sosial (Dinsos) pun wajib turun tangan dan setidaknya menyiapkan minimal 1 tempat pengelolahan sampah per dusun. Hal tersebut kemungkinan bisa menjadi alternatif  atau jalan keluar agar sungai yang ada bisa menjadi sumber air utama masyarakat di dusun.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun