Mohon tunggu...
Muhamad Yus Yunus
Muhamad Yus Yunus Mohon Tunggu... Seniman - Sastrawan, dan Teaterawan

Lulusan Sarjana Sastra, Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Pamulang. Penulis buku, kumpulan puisi Dukri Petot: Gaya-gayaan, Novel Tidak ada Jalan Pulang Kecuali Pergi, Anak Imaji, dan Sandiwara Kita di dalam atau di Luar Panggung Sama Saja (2020) Guepedia. Pendiri Teater Lonceng, Tangsel. https://sites.google.com/view/myusyunus

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hantu Punya Jenis Kelamin? Apakah Mereka Hobi Nonton Miyabi?

26 September 2021   22:00 Diperbarui: 30 Mei 2023   10:48 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerita lain tentang Kolor Ijo ini konon katanya dapat memberikan kekayaan. Alur cerita yang familiar terjadi selalu berawal dari ketidakmampuan seorang laki-laki dalam mencari penghidupan, keputusasaannya itu lantas membawanya pada jalan yang sesat. Modus cerita semacam ini memang sangat banyak dijumpai. Kenapa seorang anak manusia bisa berpikir kalau hantu dapat memberikan kekayaan?

Paragraf di atas tentu saja ada hubungannya dengan kesulitan laki-laki di zaman sekarang. Sebelumnya kita kembali melihat zaman di mana cerita Kolor Ijo terlahir di jagat kasar ini. Mungkin orang akan mengabaikan kebenaran fakta bahwa kisah Hantu Kolot Ijo lahir di peradaban intelektual seperti saat ini. Dan kebanyakan orang hanya melihat dari segi fantasi horornya saja.

Sudah jelas memiliki relevansi dengan keadaan laki-laki pada era ini. Kebanyakan perempuan lebih diunggulkan dari berbagai bidang pekerjaan. Sudah sangat terbalik dari masa yang lampau. Sekarang ini perempuan dapat mengganti jenis pekerjaan yang sebelumnya diisi oleh laki-laki, seperti kasir, sekretaris, bendahara, pelayan, bahkan bidang pekerjaan yang sangat umum seperti staff. Juga pelaku hiburan pun didominasi oleh perempuan.

Hantu Kolor Ijo menambah penggambaran laki-laki hidung belang yang tidak berujung. Seolah-olah laki-laki adalah makhluk yang dipenuhi dengan hasrat bercinta dan berahi. Sekaligus memberikan gambaran tentang keadaan laki-laki saat ini dalam mencari ekonomi. Maklum saja, kebanyakan kasus harga kehormatan seorang perempuan di mata orang tua meraka saat ini dapat diukur melalui seberapa besar hajatan pernikahan mereka. Di sadari atau tidak, sebenarnya laki-laki juga mendapatkan diskriminasi dengan adanya tuntutan ini. Seolah-olah hanya laki-laki yang berkecukupan saja yang mampu menikahi seorang gadis dambaan hatinya.

Dari dua tokoh hantu laki-laki tersebut kita masih bisa merumuskan pertanyaan, kenapa mereka harus menjadi hantu terlebih dahulu baru kemudian dapat dengan mudah memperkosa perempuan? Ataukah hanya sekedar memberikan perumpamaan? Jangan-jangan memang ada pesan yang tersimpan?

Tentunya kisah hantu laki-laki ini juga memiliki dekonstruksi dari adanya hantu perempuan, yang mana tanggung jawab laki-laki pada kaum patriarki tidak sepenuhnya memberikan kekuatan kepada mereka untuk menjadikan perempuan sebagai pengikut. Malahan tanggung jawab ini kerap membuat laki-laki tidak berdaya dan terdiskriminasi oleh status sosial dan ekonomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun