Mohon tunggu...
Yasinisme
Yasinisme Mohon Tunggu... Lainnya - Lelaki penikmat es kelapa muda

Lelaki yang berusaha memanusiakan manusia. Kuli tinta, Pengabdi masyarakat. www.yasinisme.blogspoot.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ketika Pendidikan Butuh Asupan

25 Agustus 2019   20:54 Diperbarui: 25 Agustus 2019   20:57 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Heeey gengs, sekarang kamu nggak bakal punya alesan lagi kalau sampai prestasi di sekolah anjlok bahkan mandet di tempat. Ini lantaran sudah menjamurnya bimbingan belajar di berbagai tempat dan kerenya lagi, ada banyak aplikasi yang bisa bantu kamu belajar di manapun dan kapanpun miril bimbel pada umunya.

Tapi.
Kok kaya ada yang salah yah?
Apa yah?
Apa kalian berpikiran sama seperti Saya?

Semakin menjamurnya Bimbel dan aplikasinya, membuat keresahan dalam hati saya.
Ada apa sebenarnya sampai-sampai sebegitu mendongkraknya bimbel untuk prestasi sekolah siswa?
Apakah sekolah sendiri tidak mampu mendongkrak prestasi siswanya?
Coba bayangkan, jamanya saya yang lahir di tahun 90-an. Tidak pernah ada bimble di ruko, bahkan untuk aplikasinyapun rasanya tidak mungkin, sebab tempo doeloe benar-benar minim teknologi, sekalipun ada tidak murah harga yang ditawarkan. Meski ada di peradaban yang jauh dari pesatnya kemajuan teknologi, semua kawan sekelas bisa dikatakan berprestasi.
Bagaimana bisa?
Dahulu yang saya alami, pendidikan begitu sangat mengasyikan, bahkan untuk berdiam di kelas dengan waktu yang tidak sebentar, yang namanya jenuh tidak pernah ada. Saya tidak tau aji mumpung apa yang dimiliki guru tempo doeloe, tapi jelas mereka memiliki kemampuan sebagai tenaga pengajar yang keren abis.
Sekarang banyak bertebaran bimbel dimana-mana, kalau tidak mau repot berpergian cukup dengan kuota internet dan membayar lewat transfer bank, kamu sudah bisa pula dapatkan aplikasi dari ponsel cerdas layaknya bimbel.
Kok bimbel rame banget yah?
Ini yang membuat saya lama berpikir, tapi beruntung seorang lelaki bernama Prof. Dendy Sugiono, Dosen Universitas Indpraprasta PGRI mengatakn.
"banyaknya bimbel berarti ada kesalahan dalam sistem pendidikan, sampai-sampai mereka (siswa) membutuhkan pendidikan tambahan diluar pendidikan yang didapat sekolah" ucapnya saat saya berada di ruangan kelas Universitas Indraprasta PGRI selepas presentasi. Nah... Jawaban ini yang membuat saya terlepas dari tanya berkepanjangan. Akhirnya saya paham jika menjamurnya bimbel lantaran sistem pendidikan yang salah, dan dalam kesalahan ini orang tua siswa harua rela merogoh kocek yang jumlahnya hampir sama dengan biaya sekolahnya.
Sudah membayar biaya sekolah plus membayar pula biaya Bimbeln, lebih ekstrimnya bisa pula keluar biaya Les. Hualaaah.. Lumayan banyak yah.
Lalu apa yang dipelajari di sekolah, sampai-sampai siswa membutuhkan asupan pendidikan tambahan di bimbel. Sebenarnya yang diajari di bimbel sama saja dengan apa yang diajarkan di sekolah, materinya pun sama. Jadi kenapa mesti ke bimbel?
Setelah bersiskusi dengan Prof. Dendy Sugono, diketemukan bahwa kesalahan sistem pendidikan mengacu pada;

1. Guru yang tidak kompeten
Guru adalah sumber pengetahuan, jadi sangat berpengaruh jika dalam praktiknya ketidaktahuan atau bahkan belum siapnya menjadi seorang Guri yang kemudian dipaksakan terjun dalam karir tersebut, akan sangat besar kemungkinan hasilkan kesenjangan pengetahuan bagi siswa. Pengetahuan yang tidak sempurna diserap, atau ngerinya lagi kesalahan pemahaman lantaran kurang pengetahuan yang dimiliki guru tersebut. Apa ada guru seperti itu di sekolah?, untuk menjawab pertanyaan ini saya sarankan untuk bertanya langsung ke siswa,

2. Kurangnya Sarana dan Prasarana
Selain guru yang tidak kompeten, ada pula sarana dan prasarana yang sangat minim di penuhi lembaga pendidikan yakni sekolah, salah satunya yang sangat mencolok, kurangnya alat peraga yang dimiliki sekolah, atau alat bantu untuk mempermudah siswa memahami pembelajaran yang mereka dapatkan. Beruntung jika di sekolah, siswa sudah dimanjakan dengan infokus yang begitu sangat jelas memberikan gambaran materi, tapi jika tidak ada, ada spidol hitam tidak permanen akan memperlihatkan dengan jelas tulisan dari materi tersebut, atau lebih ke bawah, ada kapur putih yang.. Ah, sudahlah... Saya jadi ingat jaman sekolah dasar tahun 90-an dahulu.

3. Lingkungan Belajar Tidak Kondusif
Lingkungan belajar juga sangat berpengaruh, salah satu yang sangat-sangat berpengaruh adalah kebisingan.  Kebisingan akan sangat mudah membawa kesulitan bagi siswa dalam memahami materi pembelajaran, oleh sebab itu sangat diharafkan keadaan kondusif hadir di kelas.

Sebenarnya masih banyak hal lainnya yang bisa berdampak pada kesalahan sistem pendidikan, tapi ketiga ini mungkinan sudah mewakili lebih dari cukup. Kalau mau lebih jauh, cobalah tengok berapa kali Kurikulum Pendidikan berubah-ubah. Kenapa harus berubah-ubah?. Tentu tujuanya untuk memberi kesempurnaan agar tidak terjadi lagi kesalahan pendidikan, tapi apakah kurikulum akan berubah lagi?
Kalau pertanyaan ini, silahkan tanyakan ke Gurunya langsung, saya hanya tersenyum manis tanpa sedikitpun bermaksud merendahkan keberagaman pemikiran hingga kurikulum terus alami perubahan.
Nah.. Apa dari sini anda paham
 Tentang pendidikan. Seandainya saja pendidikan di sekolah keren, siswa bisa sangat memahami dan mengerti, berprestasi tanpa harus dibantu lembaga pendidikan yang lainnya pasti lahir, kemudian orang tua siswa tidak perlu mengeluarkan uangnya kembali untuk membayar bimbel anaknya, tapi jika pendidikan tidak runyam seperti ini, berarti lapangan kerja yang dibangun dari lembaga pendidikan yakni bimbel tersendat?. Hualaah saya malah tambah bingung lagi.
Tapi tenang kok, tidak semua sekolah menghasilkan kesalahan sistem pendidikan, ada banyak juga sekolah yang hasilkan alumni denga prestasi keren tanpa ada campur tangan bimbel, ya... Meski biayanya bikin geleng-geleng kepala si, wajarlah... Semakin mahal kemungkinan semakin berkualitas pula sekolah tersebut, tapi... Bisa juga tidak.
Yah, semoga saja prestasi yang keren juga berimbas pada masadepan yang keren, semisal mudah mencari pekerjaan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun