Mohon tunggu...
Admin
Admin Mohon Tunggu... Jurnalis - Read To Write

Menulislah

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Alasan Penting Bahas Perjalanan Perkembangan Ilmu

8 Oktober 2021   14:14 Diperbarui: 8 Oktober 2021   14:17 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Muhammad Tonis Dzikrullah

Ada tiga hal utama yang membedakan kebudayaan yang muncul di negara-negara barat dengan kebudayaan yang ada di tempat lain. Yakni pengertian tentang hukum alam, eksperimen, dan ilmu pengetahuan, yang kemudian kita kenal dengan istilah 'kemajuan barat'.

Di tempat lain, memang benar sudah ditemukan meriam, misalnya. Tetapi tidak berdampak besar terhadap perubahan sosial. Lagi pula, kekuasaan yang ketika itu ada betul-betul mematikan individualisme lewat cengkraman birokrasi yang sangat rumit. Beda halnya dengan di Barat, publikasi ilmiah kalau di Italia ditolak, tinggal diterbitkan di Belanda. Sosio kultural pra-kemunculan kaum intelektual di masa-masa renaisans masih meninggalkan banyak misteri. Perlu kajian lebih dalam soal ini.

Perlu diingat, bahwa istilah kemajuan barat sama sekali tidak menunjuk fakta geografis, bahwasanya mereka yang berada di Barat sana lebih unggul dari kita, melainkan hanya sekedar istilah untuk menerangkan suatu perjalanan sejarah manusia yang uniknya tepat di periode sejarah tertentu, manusia yang berada di Barat sana menampilkan gejala yang berbeda. Pertanyaannya pertama, apa bedanya? Kedua, kenapa dikatakan berbeda?

Gejala yang berbeda tersebut diketahui karena melalui perspektif ilmu, terlebih dahulu kita mesti membuat semacam konsep untuk menjelaskan. Konsepnya ialah periodisasi. Periode pertama, munculnya kesadaran bahwa human berbeda dengan mahkluk lainnya -+45.000 tahun yang lalu. Periode kedua, munculnya organisasi yang semakin kompleks -+5000 tahun lalu. 

Periode ketiga, menguatnya unsur-unsur spiritualitas dan intelektual yang lahir dari proses kematangan jiwa dan pikiran yang dijadikan sebagai dasar peradaban. Periode ke empat, peradaban ilmu pengetahuan. Periode ke empat ini sebut saja zaman sekarang. Dari konsep periodisasi inilah kemudian kita mencari bukti. Apa bedanya?

Salah satunya, kalau di Indonesia misalnya, masyarakatnya suka nonton sinetron Indosiar, doyan pada kisah-kisah misteri, orang-orangnya masih percaya kalau nasib baik muncul karena akhlak seorang pemimpi, dan masih banyak yang percaya kalau mau kaya jadilah bagian dari aparatur negara. Beda dengan Barat, selera tontonannya walking dead, lebih rasional dan membimbing ke cara berfikir logis. Sementara pemimpin di barat sana tidak lain hanyalah kebutuhan dalam berorganisasi. Intinya, pada generalisasi ilmiah adalah konsep dulu baru bukti.

Untuk yang pertama, "hukum" alam. Tidak lain adalah istilah untuk menerangkan bahwa "hukum" Tuhan bukan hanya berupa teks yang berada pada kitab suci, melainkan sesuatu yang tetap dan baku yang dapat dikenali di alam lewat kekuatan penalaran. Disini, menjadi sedikit ada kejanggalan ketika orang-orang sekarang  menyebut hasil penelitian empirisnya sebagai hukum alam, kenapa tidak disebutkan saja sebagai fakta keberaturan alam?

Yang kedua, eksperimen, yakni muncul dari orang orang-orang yang berorientasi pada hasil dari praktis profesinya. Disini juga menarik bagaimana Machiavelli mengungkapkan bahwa sesuatu yang berhubungan dengan negara adalah baik.

Yang ketiga, ilmu pengetahuan dan kemajuan. Ini soal mindset; suatu penemuan baru berarti membuka peluang bagi penemuan-penemuan yang lain. Semisal microscop yang ditemukan oleh Antonio Van leeuwenhoek, oleh Galileo kemudian dikembangkan jadi teleskop. Berbeda dengan zaman-zaman sebelumnya, penemuan pompa misalnya, tidak membuat orang dimasa itu kepikiran membuat pembangkit listrik, bukan berarti tidak bisa mikir, (baca Heidegger tentang teknologi)

Pada prinsipnya, ketiga hal pokok tersebut masih berhubungan dengan upaya untuk mencungkil dogma para pemuka agama yang kala itu sangat kolot. Inilah alasan kenapa penting membahas perjalanan ilmu, jawabannya adalah untuk mengambil kebermanfaatan dari ilmu itu sendiri.

Oleh; Muhamad Tonis Dzikrullah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun