Mohon tunggu...
Muhamad Solekhudin
Muhamad Solekhudin Mohon Tunggu... Human Resources - Developer Department

Pejalan kaki yang menggunakan alas karena takut panas

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Profesi Penerjemah: Apa Pekerjaan Utama dan Sampingannya?

2 September 2022   19:46 Diperbarui: 2 September 2022   19:50 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Melakoni pekerjaan dengan memenuhi kebutuhan pengguna terjemahan agar dapat menghasilkan nafkah, penting juga bagi penerjemah untuk memadukan kebutuhan pengguna itu ke dalam perspektif pekerjaan yang berorientasi pada penerjemah dengan tetap menjaga reliabilitas yang dituntut pengguna terjemahan dalam konteks kebanggaan profesi yang lebih luas (juga termasuk hubungan antara profesi dan etika); memahami ketepatan waktu (timeliness) yang dikehendaki pengguna terjemahan dalam kaitannya dengan peningkatan pemasukan yaitu bekerja dengan cepat, tetapi juga menyangkut manajemen pekerjaan dan kenaikan status profesi; serta menegaskan pentingnya benar-benar menikmati pekerjaan. Ini bagian yang sangat penting bagi keberlangsungan profesi baik bagi Penerjemah individu maupun Lembaga jasa Penerjemah.

Siapakah penerjemah itu? Dimana Kebanggaannya?

Apa yang dibutuhkan untuk menjadi seorang penerjemah (translator) atau juru bahasa (interpreter)? Orang macam apa yang bersedia berhari-hari tinggal sendirian duduk di depan komputer atau ruang pengadilan, mengolah kata dan kalimat dari satu bahasa ke bahasa lain? Bukankah ini pekerjaan yang sangat membosankan dan tidak dihargai?

Bagi kebanyakan orang, bisa jadi memang demikian. Beberapa orang yang awalnya menyukai pekerjaan ini, kemudian menjadi bosan, letih, lalu memutuskan untuk berganti pekerjaan lain. 

Penerjemah lain hanya melakukannya sebagai pekerjaan sampingan selama beberapa jam sehari, seminggu, atau bahkan sebulan. Sehari-harinya, mereka ini adalah penulis, guru, atau penyunting, tetapi selama satu jam setiap malam, satu atau dua kali Sabtu sore da lam sebulan, mereka menerjemah-terkadang demi uang, kadang hanya untuk kesenangan, sering-seringnya (menurut harapan orang) karena dua-duanya. 

Jika sebuah pekerjaan besar datang pada saat yang tepat dengan bayaran yang tepat, mereka akan menghabiskan seminggu penuh untuk menerjemahkan, delapan sampai sepuluh jam sehari. Namun, pada akhir minggu itu, mereka menjadi begitu lelah dan bersiap-siap kembali pada pekerjaan rutinnya.

Yang lain-barangkali jumlahnya mayoritas (meski pun sepengetahuan penulis, tidak ada statistik mengenai hal ini), menerjemah sepanjang waktu dan tidak merasa lelah. Bagaimana mereka melakukannya? 

Keahlian apa yang mereka miliki sehingga bisa "menjadi" dokter, pengacara, teknisi, penyair, eksekutif bisnis, meskipun hanya sesaat di depan layar komputer? Apakah mereka aktor berbakat yang senang berganti-ganti peran? Bagaimana mereka bisa tahu begitu banyak kosakata khusus? Apakah mereka kamus dan ensiklopedi berjalan?

Menjelma Menjadi Penerjemah Profesi

Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan kita telah melalui tulisan ini. Namun, singkatnya ya, penerjemah dan (khususnya) juru bahasa memang memiliki sisi aktor imitator, dan peniru dalam diri mereka. 

Orang orang ini mengembangkan kemampuan ingatan luar biasa yang dapat membantu mereka mengingat sebuah kata (seringnya dalam suatu bahasa asing) yang hanya mereka dengar sekali Penerjemah dan juru bahasa adalah pembaca yang haus segala macam bacaan, jenis orang yang membaca empat tulisan sekaligus dalam beberapa bahasa, fiksi dan nonfiksi, materi teknis dan humanis, apa saja, segala macam. 

Mereka haus akan pengalaman hidup yang nyata seperti melakukan perjalanan, tinggal di luar negeri dalam jangka waktu yang agak lama, mempelajari kebudayaan dan bahasa asing, dan yang paling penting, memperhatikan bagaimana orang di sekitar mereka dalam mempergunakan bahasa: tukang ledeng, guru anak-anak, penjaga toko yang menyenangkan, dokter, bartender, teman dan kolega dari kelas sosial atau daerah ini dan itu, dan sebagainya. Menerjemah sering disebut sebagai pekerjaan kedua. Banyak penerjemah pada mulanya adalah ahli dalam bidang lain. 

Terkadang mereka mencapai sukses dalam beberapa bidang dan beralih pada penerjemahan hanya ketika kehilangan pekerjaan, keluar dari pekerjaan, atau pindah ke suatu daerah di mana mereka tidak dapat lagi melakukan pekerjaannya semula. Sebagai penerjemah, mereka sering menjadi penengah di antara mantan-mantan kolega pada dua komunitas yang menggunakan dua bahasa atau lebih. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun