ISLAM YANG DIBILANG ADALAH AGAMA YANG KERAS, PEMECAH BANGSA, DAN TIDAK MENGHARGAI PERBEDAAN
Â
Oleh Muhamad Sidieq Pangestu
Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Globalisasi sangat berpengaruh pada semua Negara yang ada di dunia. Bagaimana tidak, kalau saja Negara Indonesia bergantung pada orang lain, setiap individu nya, maka kita akan ketinggalan jaman. Oleh karena itu, seharusnya dengan berbagai macam perbedaan, seharusnya negara ini menjadi Negara terkuat dan yang paling berkembang, SEHARUSNYA, namun apa daya, sikap pluralisme di Indonesia yang salah sangat berdampak pada kemajuan di Indonesia, berarti Indonesia belum merapatkan barisannya untuk memajukan Politik, Ekonomi, Budaya, Agama, dan Etnis.
Pro -- Pluralisme
Bagi suatu Negara, pasti ada yang namanya perbedaan ras, etnis, dan budaya, maka tak heran banyak juga perbedaan Agama, apalagi di Indonesia. Semakin banyak yang Pro -- Pluralisme maka semakin maju juga Negara di Indonesia. Pengalaman, kebiasaan, pola pikir, justru akan semakin kuat Bangsa Indonesia dengan banyak nya gagasan, pengalaman, dan pola pikirnya.
Contoh saja Negara Amerika, banyak sekali perbedaan ras, etnis, dan suku mereka, tetapi mereka tetap satu dalam mempertahakan nasionalisme mereka, sehingga negara mereka sangat berkembang dan menjadi negara adidaya di dunia saat ini.
Saling menghargai, bukan berarti tidak peduli dengan perbedaan, tetapi sikap kita untuk tidak berdebat tapi mengutamakan persatuan. Ini adalah sikap yang diajarkan oleh Negara Amerika, Jepang dan Negara lainnya.
Coba saja sikap Pluralisme yang benar dilakukan di Indonesia, maka negara kita pun akan sama kuatnya dan akan sama majunya seperti Neara negara di atas tersebut.
Kontra -- Pluralisme
Yang paling berbahaya adalah yang Kontra -- Pluralisme. Mengapa ? Mereka adalah yang tidak mau menghargai pendapat, melecehkan, bahkan menghina perbedaan. Kerap kali kita temukan di Bangsa ini, salah satunya adalah Pluralisme Agama. Menghargai bukan berarti toleransi, setiap Agama punya kadar dan ukuran toleransi masing masing. Jadi, saling memahami sejauh mana orang lain yang beda agama menghargai kita.