Mohon tunggu...
Muhamad Alayubi
Muhamad Alayubi Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta, Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Money

Terkuak! Transportasi Massal Kurang Seksi (Infographic)

6 Februari 2015   16:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:43 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Taksi merupakan moda transportasi umum premium. Tak seperti angkot, bis kota atau jenis transportasi umum lainnya, taksi memiliki standar kapasitas daya angkut yang lebih sedikit. Ini memungkinkan penumpang bisa menikmati kenyamanan ketika menggunakan taksi. Tidak pakai ngetem yang membuang-buang waktu, begitu naik, taksi langsung mengantar penumpang ke tujuan.

Kecepatan dan kenyamanan adalah dua keunggulan utama yang dapat kita nikmati ketika naik taksi. Masih banyak keunggulan lain, seperti bisa menunggu jika kita hendak mampir di suatu tempat, dan lain sebagainya. Maka adalah wajar, jika tarif taksi lebih mahal daripada angkutan umum massal seperti angkot atau bis kota.

Meskipun menjadi angkutan umum dengan kelas segmented, taksi tak luput dari cela. Sebagai layanan jasa, ada saja kekurangan di berbagai lini yang mesti dibenahi. Beberapa keluhan masyarakat pengguna jasa transportasi yang terbilang eksklusif ini, kerap dijumpai. Misalnya soal perilaku sopir, aksesabillity (kemudahan mengakses) layanan taksi, dan lain sebagainya.

Express Group sebagai perusahaan operator taksi terbesar kedua di Indonesia yang membawahi Express (tarif bawah) dan Eagle (tarif atas), merespons dengan cepat dan sigap berbagai hal yang mungkin menjadi keluhan dan ekspektasi pengguna jasa transportasi taksi. Di awal tahun ini, pihak taksi Express melakukan survei bertajuk Resolusi Express 2015. Dari survey tersebut, ditemukan empat kriteria utama taksi idaman dan pilihan para penumpang.

Pertama, sopir yang ramah, menguasai rute, menyetir dengan nyaman serta berpenampilan rapi dan wangi. Sebanyak 55% responden menomorsatukan kriteria yang juga sangat pas disebut sebagai attitude sopir ini, menjadi faktor utama. Bukan apa-apa, memang manakala seorang penumpang menggunakan taksi maka keamanan dan kenyamanannya ditentukan oleh sopir. Karena itu, menurut survei dengan responden para penumpang taksi ini, sopir menjadi perhatian utama mereka.

Kedua, armada bersih dan wangi. Lagi-lagi, ini soal kenyamanan. Sebanyak 18% dari responden mengutamakan variabel kenyamanan suasana di dalam taksi sebagai alasan mengapa mereka memilih menggunakan taksi. Hal-hal sederhana seperti penggunaan pewangi di dalam mobil, tidak membiarkan ada kotoran secuilpun di dalam taksi, serta disiapkan tissue untuk penumpang, harus menjadi perhatian pengemudi dan pihak operator taksi. Intinya, begitu penumpang membuka pintu dan duduk di dalam taksi, maka serta merta mereka betah dan mau berlama-lama. Ini tentu memberikan dampak pada peningkatan pendapatan perusahaan.

Ketiga, tarif pantas atau argo yang akurat. Tak dipungkiri, banyak beredar taksi yang menggunakan argo kuda atau argo yang hitungannya tidak wajar. Bahkan memang ada sopir taksi, biasanya taksi-taksi tidak jelas, yang menawarkan harga tanpa mengacu pada hitungan argo. Padahal, semestinya argo menjadi acuan utama tarif taksi. Tanpa argo, taksi taka da bedanya dengan bajaj atau ojek yang ongkosnya ditawar-tawar. Maka tak heran jika 14% responden Resolusi Express 2015 sangat memperhatikan akurasi argo ketika memilih menggunakan taksi.

Keempat, faktor keempat yang menjadi kriteria taksi idaman masyarakat adalah layanan reservasi. Variabel ini mencakup respons tanggap dan customer care, aplikasi order taksi yang mudah digunakan dan akurat serta pengembalian barang penumpang yang tertinggal. Sebanyak 13% pengguna jasa taksi, memperhatikan layanan reservasi sebagai layanan utama yang harus diperhatikan para operator taksi.

Walaupun fokus ke pengguna taksi, survei Resolusi Express 2015 ini sangat relevan jadi acuan bagi pemerintah dalam mengelola transportasi umum massal. Terkuak alasan mengapa transportasi umum massal seperti angkot, metromini, kopaja dan bis kota bukan jadi pilihan utama (kecuali terdesak atau kepepet). Angkutan umum massal harus diakui sangat jauh dari rasa aman dan  nyaman, sebagaimana kriteria yang diharapkan oleh pengguna jasa taksi. Transportasi massal tidak seksi alias tak menarik hingga kurang diminati (sekali lagi – kecuali terpaksa atau kepepet)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun