Mohon tunggu...
Muhamad Saudi
Muhamad Saudi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kopi hitam

Penikmat kopi hitam

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Matung Daging

7 Juni 2019   07:19 Diperbarui: 7 Juni 2019   07:37 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Jam 3 pagi sehari sebelum malam takbiran, masyarakat berkumpul di tempat pemotongan kerbau yang telah disepakati bersama. Tahun ini kerbau yang kita potong sebanyak 4 ekor, untuk dibagi rata ke 120 kepala keluarga. 

Kebiasaan turun temurun ini telah kami lakukan sejak zaman yang orang tua saya sendiri tidak tahu kapan mulai dilaksnakanya. Caranya dengan Menarik iuran dimulai sejak setahun sebelum lebaran. 

Per KK diminta Rp.500.000,- untuk satu umpluk ( 5kg) daging. Dan cara pembayaranya dicicil semampunya. ada yang perminggu, perbulan ada juga yang langsung kontan, yang penting waktu daging dibagikan semua sudah lunas.

Tujuan dari tradisi matung(patungan daging) ini tak lain agar sedikit meringankan beban bagi masyarakat yang berpenghasilan kecil ketika ingin membeli daging untuk keperluan lebaran, karna jika membeli daging, membeli baju lebaran anak-anak, membuat kue dan bayar zakat fitrahnya sekaligus dihari atau bulan yang sama maka akan sangat terasa beratnya. 

Lain halnya dengan warga yang mapan dari segi ekonominya, mereka bisa kapan saja dan sebanyak yang di inginkan ketika membeli daging. Tapi walaupun begitu banyak juga orang-orang yang kaya ikut dalam acara matung ini.

Beberapa saat sebelum kerbau dipotong tetua kampung memimpin doa bersama agar ternak yang kita potong ini beberkah, masing-masing siap dan sigap dengan pekerjaanya tanpa di perintah. Karena memang sudah biasa. 

Ada belasan orang yang mengikat kerbau, lalu dirobohkan, ada yang memegangi kepala leher badan dan kaki agar kerbau tidak mengamuk ketika disembelih, setelah kerbau sudah tidak bisa bergerak sama sekali mulailah tetua kampung menyembelih. 

Bissmillah... sreeettt... darah mengucur deras dari keempat kerbau. Kerbau dierek digantung keatas. Masing-masing dengan pisaunya menguliti, mengiris daging, memotong dengan parang dan memecah kepala dan tulang dengan kapak, ada yang mengampar terpal, membagi dengan rata dan seadil-adilnya sampai ke bagian tulang.

Cara membaginya ketika semua daging selesai di iris dipisahkan sesuai bagianya. Misal daging khusus daging ditimbang dulu beratnya berapa dihitung agar bisa dibagi ke 120 kepala keluarga tadi dalam bentuk tumpukan-tumpukan. 

Hati khusus hati ditimbang dibagi rata lagi, ditambahkan ke umplukan. kepala kaki juga sama. demikian biar dari masing-masing bagian kebagian walau cuma saling sedikit.

Tak terasa 3 jam selesai proses ini. Masing-masing pulang membawa bagianya dengan hati riang, tak ada rasa cemburu karna si A dapat hatinya lebih besar, tak ada rasa curiga si B membaginya pilih kasih, tak ada amarah ketika disela-sela pekerjaan ada saja yang usil memberikan gigi kerbau diumplukan daging si C. Atau mencocokkan sandal si D dengan sepatu kerbau. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun