Mohon tunggu...
Muhamad muktimaulana
Muhamad muktimaulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Masih mencoba untuk menjadi penulis yang baik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Berkah Pemulung karena Covid-19

30 Juni 2021   13:02 Diperbarui: 30 Juni 2021   13:49 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Sebelum matahari muncul  dan menyinari langit dipagi hari, ada sebagian ayah yang sudah terbangun dari tidurnya demi memulai pekerjaan untuk mencari nafkah.  Dan seperti banyaknya orang yang selalu bawa mobil dan motor untuk bekerja tetapi berbeda dengan bapak satu ini, bapak satu ini hanya memiliki  gerobak, bapak ini adalah seorang pemulung yang setiap hari tanpa libur, dipagi harinya harus mencari sampah, saat pagi hari memang sampah terlihat banyak itu membuat kesempatan besar untuk bapak ini.  

Mengais tempat sampah  kesana-kesini hanya untuk mendapatkan sampah yang tidak pasti,  itu membuat bapak ini selalu semangat menelurusi  setiap sampah yang ada, jika saat pandemic ini semua diwajibkan berdiam dirumah tetapi peraturan ini tidak mungkin bagi bapak satu ini dikarenakan jika bapak ini tidak memulung sehari saja sepertinya bapak ini tidak mungkin mendapatkan makanan dan uang dan tidak bisa menafkahi keluarganya. Nama bapak ini Budiman berusia  sekitar 53 tahun berprofesi sebagai pemulung, ia sudah menjadi pemulung berjalan 19 tahun lamanya.

 Keluarga pak Budiman memiliki satu istri yang bernama Jubaedah dan dua anak laki-laki. Mereka  tinggal dirumah yang sederhana halaman depannya penuh dengan barang bekas rumah tangga dan botol plastik membuat halaman depannya tertutup oleh sampah. 

Dikaruniai dua anak laki-laki yang sudah memasuki umur dewasa tetapi kedua anaknya belum bisa menopang ekonomi keluarga pak Budiman. Anaknya sampai sekarang masih menganggur, pak Budiman pesimis anaknya tidak bisa mendapat pekerjaan karena ijazahnya yang masih SD, lamaran-lamaran kerja  begitu susah didapatnya. 

Sebelum menjadi pemulung pak Budiman bekerja jadi tukang becak di Jakarta, pekerjaan menarik becak itu  mengikuti pekerjaan bapaknya pak Budiman. 

Setelah pindah dari Jakarta ke pinggiran Bojong Budiman bingung untuk mencari kerja maka dari itu ia memilih menjadi pemulung, karena banyaknya pemulung pak Budiaman sangat sulit mendapatkan sampah yang ada, karena sudah jadi target incaran  pemulung-pemulung lain, kalau mengandalkan ditempat sampah saja jarang dapat kata Dia, dan ada pula orang-orang yang memberikan botol bekas atau barang rumah tangga yang tidak terpakai ke bapak Budiman sehingga pak Budiman senang.  

Waktu bekerja mencari sampah sekitar 2 jam, menurutnya jadi pemulung aja buat makan kerepotan karena terkadang Budiman mengutang dahulu ke warung-warung terdekat. Saat corona merebak pemerintah sekarang lebih peduli dengan masyarakat ekonomi rendah, kata dia alhammdulillah dapet bantuan dari pemerintah dapet beras, ikan sarden daan minyak jadi tidak khawatir ketakutan kelaparan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun