Mohon tunggu...
MUHAMAD IRHAMSYAH
MUHAMAD IRHAMSYAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hanya manusia biasa yang tak luput dari dosa

At-Talaq : 3

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Observasi Keselamatan Darat di Wisata Mangrove Jakarta

1 November 2021   09:09 Diperbarui: 1 November 2021   09:24 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kata mangrove berasal dari kata mangue (bahasa Portugis) yang berarti tumbuhan, dengan grove (bahasa Inggris) yang berarti belukar. Sementara itu dalam literatur lain disebutkan bahwa istilah mangrove berasal dari kata mangi-mangi (bahasa Melayu Kuno).

Di Indonesia banyak tersebar luas wisata hutan mangrove dan salah satunya ada di PIK Jakarta. Alamat lengkapnya yaitu di Jalan Katamaran Indah 1 RT.7, RT.1/RW.7, Kapuk Muara, Kec. Penjaringan, Kota Jkt Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 14460.

Disini saya akan membahas beberapa hasil observasi yang dilakukan ketika mengunjungi wisata hutan mangrove yang berada di PIK Jakarta. Hal pertama yang di bahas yaitu SDM dan SDA, untuk SDM yang mengelola wisata hutan mangrove ini berada dibawah naungan Perhutani dan sudah terstrukur secara sistematis untuk pekerjaannya. 

Untuk SDA yang sudah kita ketahui bersama, wisata hutan mangrove ini berisikan tanaman bakau dan ada beberapa hewan yang hidup di dalamnya. Hal kedua ada tempat potensi kecelakaan,

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Berdasarkan tinjauan saya dengan adanya hasil pemotretan ranting yang jatuh saya memberikan saran kepada pengelola dengan adanya pengamanan di sepanjang track/jalanan ketika memasuki wisata hutan mangrove. 

Sebagai contoh dengan menerapkan pengecekan serta peremajaan terhadap pohon bakau yang ada ditempat tersebut dan juga saya memberikan masukan di adakannya atap di bagian tertentu atau yang rawan kecelakan selain menghindari atau meminimalisir adanya kecelakan atap yang dibangun juga berfungsi sebagai tempat untuk berteduh ketika hujan datang. 

Selain gambar diatas ketika saya melakukan observasi saya menemukan adanya bagian kosong pagar yang berwarna hijau, bagian kosong ini menimbulkan jarak antara pegangan satu dengan pagar yang lain. 

Tempat ini sangat berpotensi kecelakan jika saja pengunjang tidak menyadari hal itu atau meleng melihat pemandangan sekitar ketika menyusuri track tersebut. 

Ide yang saya berikan untuk pagar yang kosong ini yaitu melakukan pengecekan serta perubahan terhadap pagar-pagar yang sudah usang ataupun yang tidak layak untuk digunakan. 

Hal ketiga yaitu kotak P3K, di hutan mangrove PIK ini tersedia kotak P3K yang cukup lengkap dan jika ada kecelakaan yang berat pengelola sudah menyediakan mobil untuk membawa korban kerumah sakit terdekat.

Hal keempat ada jalur evakuasi, sangat disayangkan ketika kawasan wisata ini sudah berada dibawah naungan Perhutani namun untuk jalur evakuasi masih menjadi satu dengan jalur wisata. 

Hal kelima yaitu tingkat keamanan, tingkat keamanan sebelumnya sudah dijelaskan di poin kedua, selain itu tampaknya sudah cukup aman dan kondusif untuk barang bawaan dan pribadi. 

Hal keenam ada penerapan prokes, protokol kesehatan di tempat ini sudah di upayakan seperti adanya banner yang berisi tentang prokes, sudah menyediakan tempat cuci tangan dan melakukan pengecekan suhu sebelum memasuki kawasan. Namun untuk di dalam kawasan perlu adanya kesadaran pengunjung dalam menerapkan prokes seperti memakai masker dan menjaga jarak. 

Hal ketujuh ada kecelakan yang pernah terjadi di tempat tersebut, ketika saya menanyakan perihal ini kepada salah satu pengelola, beliau menuturkan bahwa sejauh ini alhamdulillah belum ada kecelakan yang pernah terjadi.

Dengan adanya hasil observasi yang saya lakukan, saya membuat kesimpulan serta memberikan ide tentang rencana tindak lanjut terhadap wisata hutan mangrove yang ada di PIK Jakarta Utara. 

Yaitu: 

1. menerapkan pengecekan serta peremajaan terhadap pohon bakau yang ada ditempat tersebut dan juga saya memberikan masukan di adakannya atap di bagian tertentu atau yang rawan kecelakan selain menghindari atau meminimalisir adanya kecelakan atap yang dibangun juga berfungsi sebagai tempat untuk berteduh ketika hujan dating, 

2. melakukan pengecekan serta perubahan terhadap pagar-pagar yang sudah usang ataupun yang tidak layak untuk digunakan, 

3. Membuat jalur evakuasi khusus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun