Mohon tunggu...
Muhamad Iqbal Al Hilal
Muhamad Iqbal Al Hilal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Freelance Writer

Penulis berkonsentrasi pada isu sejarah, politik, sosial ,ekonomi, hiburan dan lain sebagainya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jelang Pilpres 2024: Independensi Televisi Perlu Dipertahankan

27 Juni 2022   19:57 Diperbarui: 27 Juni 2022   20:05 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(27/06/2022)- Industri pemberitaan memang tidak ada habisnya dalam mencari berita terbaru, terkini,terpanas dan paling terdepan dalam mewartakan pada khalayak umum.

Di zaman sekarang media memiliki berbagai macam jenis ada yang konsisten sedari dulu hanya berbentuk audio seperti Radio, audio visual seperti televisi, dan media sosial seperti Tiktok dan YouTube.

Terlepas dari itu semua, sebetulnya di era yang sudah memasuki 4.0 hari ini media sudah berevolusi tanpa wujud alias maya atau digital seperti berbagai portal berita termasuk blog citizen journalist seperti Kompasiana.

Meskipun akan pemilih yang paling besar dalam Pemilihan Presiden dua tahun yang akan datang sebetulnya adalah Generasi Milenial dan Generasi Z.  Berdasarkan data dari Litbang Kompas tanggal 5Januari-9 Februari 2022 86,7 persen setuju untuk berpartisipasi pada pemilu. Sementara sisanya 10,7 persen masih belum memutuskan dan sebanyak 2,6 persen menolak untuk berpartisipasi dalam ajang perpolitikan tertinggi di Indonesia tersebut. Dilansir dari Litbang Kompas, Senin (27/06).

Foto: Litbang Kompas 
Foto: Litbang Kompas 

Meskipun mayoritas dua generasi yang paling menentukan bangsa ini, bisa dikatakan sebagian besarnya tetap akan sulit untuk menggerus upaya perubahan pola untuk pemikiran generasi yang jauh lebih tua.

Dalam hal ini kita bisa melihatnya dalam berbagai pemberitaan di media konvensional seperti televisi yang cenderung saling menjatuhkan, tidak ada independensi media dan tentunya banyak isu kebencian dan hoax yang rata-rata dibuat oleh stasiun televisi yang dimiliki oleh partai politik tertentu.

Berbagai media yang seharusnya fokus pada independensi atau netral tanpa memihak meskipun dimiliki oleh partai politik seakan hilang begitu saja hanya demi meraup keuntungan dan takut dimarahi oleh pemilik media.

Ada televisi yang tobat,ada pula yang kambuh lagi seperti Pilpres sebelumnya. Kode etik jurnalistik yang dibuat oleh Dewan Pers seharusnya dijalankan oleh semua media tanpa terkecuali termasuk stasiun televisi swasta yang notabenenya dimiliki oleh suatu partai atau kelompok tertentu.

Masyarakat seharusnya diberikan ajakan berupa informasi agar melek politik bukan justru dihidangkan berita-berita yang kurang mengedukasi. Seperti membela partai tertentu, lalu membela partai lain. Tindakan semacam ini justru akan semakin membuat publik jengah dengan tampilan pemberitaan yang itu-itu saja tanpa ada inovasi yang lebih mudah dipahami oleh semua kalangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun