Mohon tunggu...
Muhamad Iqbal Al Hilal
Muhamad Iqbal Al Hilal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Freelance Writer

Penulis berkonsentrasi pada isu sejarah, politik, sosial ,ekonomi, hiburan dan lain sebagainya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

93 Tahun Sumpah Pemuda: Apakah Masih Relevan?

29 Oktober 2021   05:17 Diperbarui: 29 Oktober 2021   05:37 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Museum Sumpah Pemuda,Foto: Wikimedia Commons/NaidNdeso 

Poin kedua Satu Bangsa merupakan cerminan yang juga kaitannya sangat erat dengan keberagaman Indonesia. Satu bangsa disini adalah walaupun berbeda-beda tetap satu jua sama halnya dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.

Poin ketiga adalah bahasa sebagai alat persatuan. Bahasa Indonesia pada awalnya ditentang oleh sebagian anggota kongres karena menganggap setiap daerah paling unggul. Namun, setelah diyakinkan akhirnya disepakati bahwa bahasa Indonesia dipakai dengan alasan kedekatan Indonesia dengan rumpun dan budaya Melayu.

Fakta menariknya adalah pada Kongres Pemuda ini, lagu kebangsaan Indonesia Raya pertama kali diperdengarkan sekaligus di mainkan dengan alat musik biola, dan sekaligus ditulis oleh Wage Rudolf Supratman. Walupun tetap dinyanyikan secara sembunyi-sembunyi dan mengubah liriknya.

Ketiga poin di atas adanya jika dilihat masih sangat relevan pada masa kini. Namun tiga poin dalam bingkai ikrar tersebut. Realitasnya sudah mulai luntur dan gampang sekali hilang, dengan adanya perbedaan pandangan sedikit antar sesama saja rasanya saat ini sudah jauh dari butir- butir Sumpah Pemuda.

Pemuda Indonesia, sudah seharusnya dihargai oleh bangsanya sendiri, sebab pemuda ini bagian dari generasi penerus bangsa, sekaligus agent of change atau agen perubahan. Dilihat dari beberapa kasus banyak pemuda Indonesia, masa kini yang justru lebih dihargai oleh bangsa luar ketimbang bangsa Indonesia.

Generasi muda Indonesia, seharusnya jangan kalah saing dengan negara lain dari segi apapun agar Sumpah Pemuda ini juga bisa tetap relevan, dan dilestarikan namun dengan konteks yang lebih kekinian.

Peringatan Sumpah Pemuda sendiri dimulai tahun 1959, didasarkan pada Keputusan Presiden No. 316 Tahun 1959 akan tetapi, hari besar ini tidak diperingati sebagai hari libur dan hanya peringatan semata. Seperti upacara bendera.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun