Mohon tunggu...
Muhamad Hamdan
Muhamad Hamdan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Industri Televisi, antara Kepentingan dan Fungsi Sosial

12 Desember 2018   05:40 Diperbarui: 12 Desember 2018   06:06 650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Perkembangan industri penyiaran (Tv) semakin pesat, seiring dengan masif nya perkembangan teknologi komunikasi. Bisnis di industri pertelevisian pun kini sudah seperti tren dan kewajiban bagi seorang atau sekelompok orang yang memiliki power di dunia penyiaran dan bahkan di dunia politik sekalipun. 

Hal ini berarti dapat disimpulkan bahwa seharusnya industri pertelevisan mengalami kemajuan karena keragaman kreativitas, bukan justru mengalami kemunduran dari segi kreativitas. Sebelum membahas lebih jauh lagi mari kita menilik sedikit sejarah dunia pertelevisian khususnya di Indonesia.

Sejarah hadirnya televisi di Indonesia dimulai sejak siaran pertama yang ditayangkan oleh Televisi Republik Indonesia (TVRI) pada 17 Agustus 1962. Siaran pertama dari TVRI adalah menyiarkan prosesi upacara peringatan kemerdekaan Indonesia yang ke-17 pada tahun 1962. Walaupun sebelumnya,  TVRI hanya sebuah program yang hadir untuk turut serta menyukseskan perhelatan akbar di tingkat asia, yaitu Asian Games pada tahun 1962. Presiden Soekarno menjadi salah satu pihak yang memiliki andil besar dalam pembentukan stasiun televisi pertama di Indonesia. Pada tanggal 24 Agustus 1962 TVRI kembali menyiarkan upacara pembukaan Asian Games ke-4 di Gelora Bung Karno. 24 agustus 1962 itulah yang saat ini dikenal sebagai hari kelahiran Televisi Republik Indonesia (TVRI) .

Seiring berjalannya waktu dan seiring masif nya perkembangan teknologi kini Indonesia sudah miliki banyak stasiun televisi swasta, yang lahir di akhir dekade 1980-an, yang turut serta mewarnai kancah media informasi dan juga hiburan. 

Namun semakin bertambahnya tahun dan berkurangnya umur, justru saya melihat bahwa sebenarnya industri pertelevisian di Indonesia yang sekarang mengalami kemunduran. Banyak hal yang dapat menjadi faktor penyebab kemunduran tersebut, namun pada pembahasan ini akan lebih membahas mengenai esensi dari televisi itu sendiri.

Bisnis industri pertelevisian semakin sexy dan menarik untuk "dicoba", baik bagi para konglomerat atau petinggi -- petinggi aparatur negara. Televisi, khusus nya swasta sebenarnya adalah sebuah institusi sosial yang memiliki suatu kepentingan dan kewajiban tertentu, yang memiliki wasiat sebagai media yang dapat memberi manfaat bagi khalayak. 

Sebagai institusi sosial tentu kewajiban yang melekat harus selalu di junjung dan di implementasi kan baik kepada masyarakat maupun kepada pemerintahan. Namun kembali pada pembahasan awal bahwa problem-nya adalah kini televisi bukan hanya sebagai institusi sosial, melainkan institusi bisnis. Industri pertelevisian kini juga sudah menjadi industri bisnis, hal tersebut berarti bahwa institusi tersebut memiliki kepentingan yang berkaitan dengan kapital.

Melihat kondisi pertelevisian saat ini sangat sulit apakah sebuah industri pertelevisian mengedepankan fungsi sosialnya sebagai institusi sosial atau mengedepankan kepentingan nya sebagai institusi bisnis yaitu meraup laba sebesar -- besarnya. 

Tidak menjadi masalah apabila diantara kedua tersebut dapat dijalankan secara berimbang, namun ironi nya fakta yang ada justru industri pertelevisian lebih mengedepankan kepentingannya. 

Argumen mengapa hal tersebut dapat saya utarakan adalah melihat isi atau konten dari tayangan program televisi yang sudah melenceng cukup jauh dari fungsi sosialnya, keberagaman kreativitas yang dimiliki justru tidak tampak jelas implementasi nya, melihat konten yang disiarkan justru hampir sama secara esensi dari industri yang satu kepada yang lain. 

Buruknya lagi ialah persamaan konten yang ada justru konten yang kurang atau bahkan tidak memiliki manfaat bagi kepentingan publik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun