Mohon tunggu...
Muhamad Ramdhani
Muhamad Ramdhani Mohon Tunggu... Aktor - Pemula

@donii_il

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Helltown

27 Februari 2020   01:00 Diperbarui: 27 Februari 2020   01:02 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Kita sudah berada di tepi sungai. Sungainya jernih dan juga bersih, tak terlihat satu sampah pun yang berada di sungai ini. Hanya saja beberapa daun yang berjatuhan menutupi sungai. Kita berdua menyusuri tepian sungai dengan melawan arus. Sesuai dengan perintah yang diberikan. Tak peduli apapun resikonya, kita tetap membulatkan tekad untuk memusnahkan makhluk itu dari muka bumi ini. Kita sudah berada pada ujung sungai, terdapat gua besar yang sangat kotor dan lembab. Terlihat tempatnya yang kumuh pada bagian luar. Tapi yang membuat kita berdua aneh adalah mengapa air sungai begitu bersih padahal tempat yang dia tempati sangat berbanding terbalik dari kata bersih. .... Kita berdua mendekat dan kemudian masuk ke dalam gua tersebut. Di dalamnya tidak ada apapun, hanya saja terdapat suatu pintalan serat kayu yang sepertinya digunakan untuk tidur oleh sang penghuni. Terdengar suara langkah mulai mendekati kita berdua. Kepanikan dan ketegangan mulai terasa sekarang. Satu hal yang terpikirkan olehku, "Sembunyi". Aku sebenarnya tidak yakin dengan hal yang sedang aku lakukan saat ini, juga orang yang aku bawayang semakin menambah kehawatiran. Yang sangat tidak disangka yaitu ternyata yang masuk kedalam gua ini bukanlah makhluk itu, tetapi justru seorang manusia yang sangat bernyali besar datang sendirian dengan membawa tas serta persenjataan lengkap. Aku tidak tahu dia siapa, tetapi dilihat dari perawakannya sepertinya dia adalah seorang wanita. Lebih tepatnya wanita tua. Dari gerak-geriknya sepertinya dia sudah pernah datang kesini. Dia seperti sudah tidak asing dengan tiap sudut gua. Terlihat tidak terlalu membahayakan, kemudian aku memutuskan untuk keluar dari persembunyian. Sembari mengangkat kedua tangan yang dapat mengisyaratkan bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Dia memakai masker yang membuat aku hanyya bisa menebak-nebak siapakah orang dibalik masker itu. 

Dia melihatku dengan cepat lalu kemudian hanya bisa terpaku. Tak lama kemudian dia meneteskan air mata. Jujur, aku tidak tahu dengan situasi seperti ini. Bingung. Antara harus takut juga waspada karena beberapa orang memiliki sifat berdarah dingin. Dia kemudian membuka masker di wajahnya, tersenyum, lalu memelukku. "Kau selamat," ucapnya. "Tunggu, sebenarnya kau siapa? Dan mengapa datang kesini?" tanyaku. "Ini aku, Ibumu." Aku terdiam. Otakku mulai berpikir keras, pikiran yang muncul hanyalah beribu pertanyaan. Hal itu terus-menerus mengelilingiku. Tapi bila ditarik kesimpulan mengapa dia yakin aku adalah anaknya. Padahal kita baru saja bertemu tadi. "Mengapa kau yakin bila aku adalah anakmu?" tanyaku. "Kau punya tanda lahir di belakang telingamu. Kau Cloe, anakku satu-satunya." Tak bisa ku menahan tangis. Aku pun langsung memeluknya erat sekali. Ini seperti mimpi. Tak bisa ku berucap. Setelah merasa tenang, kami memutuskan untuk kembali ke desa dan menganggap semuanya tidak pernah terjadi. Ibuku menceritakan semuanya secara detail dalam perjalanan pulang. Setibanya di toko Bibi terkejut bukan kepalang bahwa Ibuku ternyata selamat dari kejadian mengerikan tersebut. Sejak saat itu aku merasa bahwa aku telah hidup kembali. Joy pun memutuskan untuk menetap disini karena pada dasarnya dia adalah orang sini. Tak pernah ku sebahagia ini setelah sekian lamanya hidup dalam kekosongan. Tetapi misteri belum terungkap. Makhluk apakah itu?. Maka biarlah menjadi MISTERI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun