Mohon tunggu...
Muhamad Ramdhani
Muhamad Ramdhani Mohon Tunggu... Aktor - Pemula

@donii_il

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Ego

4 Oktober 2019   13:44 Diperbarui: 28 November 2019   11:33 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagi ini gerimis, tidak seperti biasanya mungkin saja alam semesta mewakili perasaanku saat ini. Baru mungkin, bisa saja mewakili perasaan orang lain kepadaku. Semuanya bermula ketika ku anggap hari itu akan berjalan dengan menyenangkan. Kemarin lusa kuterbangun karena matahari pagi menyorot langsung tepat pada mata kananku. Aku pun bergegas melihat ponsel, bukan tanpa alasan karena ingin ku lihat jam pada ponsel, "Aduh, telat lagi!".

Cepat ku berlari ke kamar mandi, sangat cepat. Ibuku kaget karena aku telah mengambil langkahnya, "Astagfirullah, kenapa Kamu ini?". Aku tak menjawabnya. Memang tidak sopan, tapi kupikir itu akan membuang waktu. Ku lanjutkan aktivitas pagiku yang selalu sibuk, yang Aku harapkan hanya, "Semoga gerbang sekolah masih dibuka". Kuikat tali sepatuku dengan cepat, kunci motor sudah ada dalam genggaman, tanpa banyak basa-basi ku ucapkan salam kemudian ku tancap gas. Diperjalanan Aku kehilangan konsentrasi. Seseorang telah menabrakku dari bagian samping. Terjatuh, tersungkur kejalanan. Padahal gerbang sekolah sudah terlihat dari sini. Akupun tak sadarkan diri.

Saatku terbangun Revi sudah berada disampingku, kulihat dia seperti menyuruh petugas kesehatan untuk meninggalkan ruangan. Walaupun remang. Dia menggoyangkan tubuhku dengan harapan Aku dapat terbangun. Tanpa sepengetahuannya padahal Aku telah sadar. Ku lihat tanganku memar, Ia pun bertanya,
"Ko bisa gini?"
"Ngga tau ah,sakit. Ngomong-ngomong Aku ada di mana?"
"UKS"
"Sekolah?"
"Iya."

Aku tersenyum tipis. Entah hal baik atau buruk yang menimpaku saat ini. Tapi kurasa ini baik. Setelah merasa baikan, Aku dan Revi kembali ke kelas masing-masing. Saat akan memasuki kelas, guruku telah berada didalam. Dia menunjuk ke arah luar, menandakan ada hal yang tidak beres disini. Sebelum sempat kujelaskan, Akupun memilih untuk keluar lalu pergi ke perpuskataan.

Beberapa jam kemudian Aku kembali ke kelas. Bukannya menyapaku teman kelasku justru sibuk melihat luka memar di dahiku. Banyak yang bertanya kenapa Aku bisa begini. Terlalu banyak. Lalu Aku hanya menjawab dengan satu kata, "Ngga tau".

Aku bertanya pada teman sebangku,
"Ibu tadi bilang sesuatu ngga tentang Aku?"
"Iya"
"Dia bilang apa?"
"Dia bilang memangnya kamu suka terlambat?, Aku jawab iya"

Sempat kesal, tetapi Aku menyadarinya bahwa Aku memang suka terlamat sekolah. Guru Bahasa Indonesia masuk ke kelas ku. Aku baru ingat bahwa hari ini ada presentasi. Saat itu kelompoku yang dipanggil pertama. Entah suatu kebetulan atau bagaimana tapi catatan presentasiku ketinggalan. Aku bertanya pada Aldo, teman sekelasku juga. Aku menawarkan,

"Do..do,sttt...mau ngga kita tukeran nomor tampil? Catatan Aku ketinggalan nih."
"Enak aja, Aku aja ngga pake catatan bisa. Makannya jadi orang jangan males-malesan. Udah kaya gini baru aja minta tolong. Kemarin-kemarin kemana aja!"
"Aku ada dirumah"
"Nah gini nih punya temen ngga bisa diandelin. Susah temenan sama orang ga tau diri!"
"Biasa aja dong jangan sewot gitu, Aku kan cuma nanya. Dah lah"

Aldo mengatakan sesuatu yang membuatku berpandangan bahwa ternyata Dia memiliki sikap egois yang sangat tinggi yaitu, "omonganku, gimana Aku". Hal ini membuatku mempelajari bahwa Aku harus lebih hati-hati lagi dalam memilih pertemanan. Sebaik apa pun orangnya belum tentu hatinya pun baik.

Kata-kata Dia membuatku kepikiran. "Apakah semua orang berpikir hal yang sama tentang Aku?". Aku tak tahu, tapi Aku yakin bahwa isu itu hanyalah isu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun