Mohon tunggu...
Muhamad Mustaqim
Muhamad Mustaqim Mohon Tunggu... Dosen - Peminat kajian sosial, politik, agama

Dosen

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Trilogi Pembangunan Orba, Relevankah?

12 Oktober 2018   10:19 Diperbarui: 12 Oktober 2018   13:15 3108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.frindosonfinance.com

Demikian juga dengan pertumbuhan ekonomi. Saat ini, untuk mengukur kemajuan sebuah negara (khusunya secara ekonomi) salah satu indikator yang relevan adalah menggunakan angka pertumbuhan ekonomi. Negara maju di dunia, selalu ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. 

Persoalan pemerataan hasil pembangunan kiranya juga merupakan konsep mulia yang harus diperjuangkan, dan ini senantiasa menjadi problem bagi negara dunia ketiga. Pemerataan hasil pembangunan saat ini menjadi tantangan terbesar bagi negara kepulauan seperti Indoneasia ini.

Kedua, dari segi implementasi, trilogi pembangunan ala Orba telah menimbulkan berbagai persoalan baru. Dan hal ini yang kiranya harus diberikan garus tebal, ketika mantra ini hendak diadipsi dalam pembangunan nasional.  

Stabilitas nasional misalnya, telah melahirkan kecenderungan otoritarianisme rezim. Kata kunci "stabilitas" seakan menjadi jurus untuk melumpuhkan berbagai anasir yang dianggap mengancam stabilitas. Mudahnya, demi stabilitas rezim Orba telah merampas kemerdekaan berkumpul dan berserikat. 

Dalih stabilitas, Orba memberi stempel terhadap berbagai pelanggaran HAM dan kemanusiaan. Dan atas nama stabilitas, masyarakat dihadapkan pada negara, kritik dibungkam, kebenaran tunggal, serta hilangnya alternatif. Dan kecenderungan ini sangat kental pada era Orde baru, yang melahirkan kuasa negara sebagai alat represif dan intimidatif terhadap rakyat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun