Sehingga jurang pemisah antara si kaya dan si miskin sangat terbuka lebar. Pemerataan distribusi ekonomi, yang menjadi indikator pertumbuhan ekonomi bangsa ini hampir mustahil bisa terwujud. Yang terjadi, orang sudah hilang rasa kebangsaan, karena keserakahan dan egoisme yang tak terbendung.
Dua hal inilah yang kiranya perlu dihadirkan dalam rangka membangun kembali siklus patahan sejarah kebangkitan nasional ini pada masa kekinian. Melalui momentum Harkitnas ini, kita sama-sama instropeksi, sejauh mana kontribusi kita untuk bangsa ini. Jika dua hal tersebut, yakni pendidikan dan nasionalisme ini tidak menjadi perhatian kita bersama, alih-alih kita mampu mewujudkan kebangkitan nasional, karena yang ada hanyalah kebangkrutan nasional. Semoga saja tidak!