Mohon tunggu...
Muhamad Azhari
Muhamad Azhari Mohon Tunggu... Foto/Videografer - yoms

Bismillah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengurangi Candu Media Sosial Selama Pandemi

15 April 2021   12:39 Diperbarui: 15 April 2021   12:46 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Media sosial kini sudah menjadi makanan sehari-hari manusia. Mulai dari Anak-anak di kalangan anak yang lebih besar tidak terlepas dari keberadaan media sosial. Kehadiran pandemi virus corona semakin meningkatkan pesatnya perkembangan teknologi Berdampak pada semua bidang kehidupan termasuk kehidupan sosial. Terutama masyarakat harus menghindari keluar di daerah perkotaan.

Secara umum, kecanduan mengacu pada perilaku kompulsif yang mengarah pada efek negatif. Namun dalam beberapa kasus, orang yang kecanduan akan dipaksa untuk sering mengikuti kegiatan tertentu.

Aktivitas tersebut menjadi kebiasaan yang dianggap berbahaya.

Karena frekuensi kecanduan terlalu tinggi, kecanduan dapat memengaruhi aktivitas penting lainnya, seperti pekerjaan kantor atau aktivitas sekolah. Dalam hal ini, orang yang kecanduan media sosial dapat dilihat sebagai orang yang terpaksa menggunakan media sosial secara berlebihan atau sering mengecek update status di media sosial seperti Facebook.

Berjam-jam media juga termasuk dalam perilaku adiktif di jejaring sosial. Namun, sulit untuk menentukan kapan mengklasifikasikan hobi atau aktivitas sebagai kebiasaan yang merusak atau kecanduan.

kita Ketahuilah bahwa ada kemauan Satu orang memberikan segalanya Untuk mencapai kemampuan Keinginannya terpenuhi media sosial. Selama pandemi seperti itu, Kebutuhan paling dasar Seseorang sedang menjalin hubungan Bersosialisasi, berkomunikasi.

Keberadaan media sosial Terkadang ini sangat membantu semua orang PSBB dan kebijakan pemerintah lainnya Menjadi penghalang bagi semua orang Bangun interaksi langsung. media Sosial menghadirkan fungsi obrolan dan panggilan Sehingga kita masih bersama orang lain. Media sosial juga sedang berkembang Tempat bertukar informasi. Hasil penelitian dari 50 orang sampel Instagram menunjukkan 80% secara acak Orang setuju dengan media sosial Dapat digunakan sebagai media informasi 93% setuju dengan media sosial Sebagai media informasi COVID-19.

Waspadalah terhadap penggunaan media sosial. Pasalnya, dampak kecanduan media sosial bukan main-main, masalah ini bisa menimbulkan berbagai masalah. Sebut saja rasa tidak aman, kecenderungan membandingkan diri sendiri dengan orang lain, dan inilah depresi. Jadi pertanyaannya adalah, bagaimana Kita menangani kecanduan media sosial?

 

1. Focus kepada orang-orang di sekitar

Untuk mengatasi kecanduan media sosial,coba mulai dengan hal yang sederhana. Misalnya, saat Anda menghabiskan waktu bersama, fokuslah pada teman atau keluarga. Singkatnya, simpan ponsel cerdas Anda dengan erat di tas atau di tempat lain. Ingat, yang mereka butuhkan bukan hanya kehadiran Anda, tetapi juga energi positif yang Anda berikan kepada mereka. Bayangkan bagaimana rasanya mengobrol dengan seseorang yang kecanduan bermain media sosial di gadgetnya? Menjengkelkan, bukan? Oleh karena itu, jika Anda tidak ingin diperlakukan seperti ini, harap hormati orang lain dengan memfokuskan semua perhatian Anda pada orang tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun