Mohon tunggu...
Kabar Mahasiswa
Kabar Mahasiswa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Masiswa

Aquaculturist

Selanjutnya

Tutup

Nature

Mahasiswa Brawijaya Terapkan Teknologi untuk Percepat Kristalisasi Garam

15 Juli 2018   12:31 Diperbarui: 15 Juli 2018   12:30 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kelompok Petani Garam Boran Tuban adalah salah satu kelompok petani garam di Desa Ketambul Kabupaten Tuban yang masih terus berproduksi hingga saat ini. Proses produksi garam pada kelompok ini masih menggunakan metode konvensional dimana hasil produksi sangat bergantung pada musim. 

Dalam kondisi ini kelompok petani garam boran hanya mampu memproduksi garam 60 sampai 70 ton per hektar setiap tahunnya. Produk garam yang dihasilkan mitra memiliki kualitas yang masih di bawah standar yaitu dengan kandungan  NaCl yang kurang dari 85% serta warna yang dihasilkan tidak berwarna putih bersih.

Untuk itu 5 Mahasiswa Universitas Brawijaya, yakni Muhammad Yusuf, Dhehan Febrianto, Amira Nur Anisa, Ray Vierra Sifa D., dan Aditya Candra F. bersama dosen pembimbing Bapak Andi Kurniawan, S.Pi, M.Eng, D.Sc, Dinas Perikanan dan Peternakan Tuban, serta pihak dari KTG, telah melakukan diskusi bersama mitra yakni Petani Garam Boran, sehingga menemukan solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut yaitu SPRINT.

SPRINT menggunakan inovasi berupa geomembrane sebagai alas pada prisma garam yang dapat mempercepat pengkristalan garam karena memiliki kemampuan untuk mempertahankan suhu panas yang cukup tinggi.

Keunggulan teknologi SPRINT jika dibandingkan dengan metode konvensional yaitu meningkatkan produksi hingga 3 kali lipat (metode konvnsional hanya 60 ton per hektar sedangkan menggunakan sprint mampu menghasilkan 180ton/hektar), meningkatkan harga jual garam nasional yaitu 2000/kg, mempercepat waktu produksi yaitu hanya 14-20 hari, mampu menghasilkan kualitas garam dengan mutu yang bagus yaitu kandungan NaCl lebih dari 90%, serta tidak bergantung pada cuaca. Selain itu warna garam lebih putih bersih jika dibandingkan dengan tanpa menggunakan SPRINT.

Dengan adanya SPRINT diharapkan dapat menjadikan Kabupaten Tuban sebagai daerah penghasil garam yang bermutu tinggi secara kualitas dan kuantitas sehingga secara tidak langsung dapat menurunkan angka impor garam dan mewujudkan Indonesia sebagai negara swasembada garam.

#StopImporGaram

#IndonesiaSwasembadaGaram

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun