Mohon tunggu...
Pakde Amin
Pakde Amin Mohon Tunggu... Penulis - Perjalanan Dalam Mencari Harmonisasi Kehidupan Diri

Belajar menikmati dan memaknai kehidupan melalui kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hampa

5 Desember 2021   00:53 Diperbarui: 5 Desember 2021   01:33 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

HAMPA


Secangkir kopi pahit setia menemani dalam keheningan
Marajut pikir dalam perenungan
Mengasah hati dalam melihat peta perjalanan
Untuk mencari titik kehampaan

Sebuah laptop usang senantiasa menemani
Dalam merangkai kata-kata kepritahinan diri
Melihat fenomena yang terjadi
Memenjara jiwa dalam bentuk kondisi

Irama rintik hujan mengeluarkan ide ide dalam kemabukan
Menjadikan diri keluar dari kubangan air dalam kolam
Yang menjadikan hidup dalam kondisi terlena
Dalam Taman mawar kehidupan

Oi.... Mengapa ini bisa terjadi
Kesulitan diri mencari ini
Sebuah titik yang penuh arti
Namun di depan manusia lain tak memiliki nilai 

Hai Sang Pencipta...
Mengapa diri tak pernah bisa
Memahami kehampaan
Dengan mencari titik nol dalam kehidupan

Mencari titik hampa bukanlah hal yang mudah
Semudah meminum cawan anggur kehidupan dunia
Karena diri sudah terbiasa
Lepas kendali karena kodrat sebagai manusia

Mencari titik hampa bukanlah tujuan kehidupan
Hanya sebuah sarana untuk mencari jalan keluar
Dan hanya pijakan untuk keluar dari taman mawar kehidupan
Yang menjadikan diri lalai dengan tugas utama

Tidak semua orang paham dengan kehampaan
Karena disitu diri di sebut sebagai orang gila
Ibarat diri lepas dengan jiwa
Jiwa yang palsu ataupun jiwa milik orang lain

Tidak semua suka dengan kehampaan
Karena disitu nilai diri lepas dan tak ada
Ibarat melepas jubah kebesaran yang selama ini diperjuangkan
Agar dapat menemukan pakaian yang sesungguhnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun