Mohon tunggu...
Pakde Amin
Pakde Amin Mohon Tunggu... Penulis - Perjalanan Dalam Mencari Harmonisasi Kehidupan Diri

Belajar menikmati dan memaknai kehidupan melalui kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Humor Sufi: Belajar Hidup ala Agency Theory?

24 November 2021   21:35 Diperbarui: 24 November 2021   21:47 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Paham ini berdasarkan filosofi bahwa paham ini berpendapat bahwa materi (atom) bergerak dan berkembang sebagai pembentukan alam semesta dan merupakan proses materi fisik saja.  Sehingga paham materialisme berkembang menjadi pandangan hidup yang mencari dasar segala sesuatu yang ada dalam kehidupan manusia   di alam semesta ini dikatakan sebagai sebuah kebenaran jika dapat diukur dengan ukuran yang jelas (fisik).

Sehingga paham ini mengesampingkan keberadaan hal-hal yang tak dapat diukur secara fisik.  Padahal sebagai diri orang yang beragama masih percaya bahwa sesuatu yang non fisik itu ada dan ikut berperan dalam kehidupan manusia.  Maka sebetulnya paham ini seharusnya ditolak oleh orang yang beragama.

Namun apa yang terjadi ?  (silahkan merenung)

Dan realita sekarang ini sejak dimulainya abad renaisains (pencerahan) paham materialisme dipakai sebagai dasar ilmu untuk mengembangkan pengetahuan-pengetahuan  dan pemahaman kehidupan manusia yang didasarkan atas kekongkritan.  Karena dalam paham ini berpendapat bahwa pengetahuan yang baik adalah segala sesuatu yang dapat dibuktikan dan tereksperimen.

Teori agensi pun juga berkembang didasarkan atas filosofi atau akar berpikir yang demikian.  Maka jika diri sebagai orang yang beragama apakah kehidupan atau aktivitas keuangan perusahaan hanya mendasarkan pada dua pihak yaitu agen dan pemilik modal.  Kekurangan teori inipun semakin dilengkapi dengan argumen-argumen yang berfilosofi sama (yaitu materialisme) agar teori ini tidak  runtuh. 

Dalam sebuah candaan umum di masyarakat mungkin dapat dikatakan bahwa perilaku yang demikian adalah sebuah kebohongan untuk menutupi kebohongan yang ada.  Kebohongan ini dilakukan agar pengetahuan yang ada tetap berlaku walaupun kebohongan ini adalah sebuah petunjuk perjalanan yang salah bagi kehidupan diri sebagai manusia.

Hal ini bukan menganggap bahwa teori agensi adalah sebuah kebohongan namun sekedar mengingatkan bahwa ketika ilmu pengetahuan (teori) sudah tidak mampu menjelaskan tentang fenomena yang ada maka harusnya pemahaman itu diganti.  Pengetahuan-pengetahuan yang salah biasanya diakibatkan oleh dasar pemikiran (filsafat) yang digunakan adalah keliru dan tidak sesuai dengan ajaran.

Maka tidak salah jika Teori agensi pun juga berlaku dalam kehidupan diri manusia secara pribadi tidak hanya dalam organisasi perusahaan.  Suatu misal dalam keluarga seorang suami bekerja maka ketika pulang pun ukuran keberhasilan yang diberikan kepada istri atau keluarga adalah banyaknya materi yang di dapat bukan ukuran non material yang lain.  Dan masih banyak contoh lain.

Pemahaman yang seperti ini merupakan pengetahuan yang "benar" menurut umum namun "keliru" menurut ajaran.  Maka perlu ada pemahaman atau pengetahuan yang baru agar diri dalam kehidupan di dunia ini tidak mengalami "kesesatan" jalan kehidupan.

Teori Agensi yang baik

Ungkapan teori agensi yang baik ini bukan merupakan sebuah dekonstruksi atas pemahaman yang ada melainkan hanya sekedar mengingatkan diri atas eksistensi keberadaan manusia di muka bumi ini. Teori agensi yang baik hanya merupakan kajian yang mendasar dengan filsafat yang komplit karena mempertimbangkan unsur materi dan non materi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun