Mohon tunggu...
Pakde Amin
Pakde Amin Mohon Tunggu... Penulis - Perjalanan Dalam Mencari Harmonisasi Kehidupan Diri

Belajar menikmati dan memaknai kehidupan melalui kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Humor Sufi: Bekerja Untuk Mengejar Prestasi atau Menjalankan Profesi

7 November 2021   22:07 Diperbarui: 7 November 2021   22:24 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Setiap manusia diciptakan untuk mencari bekal dalam kehidupan di dunia ini.  Banyak diri yang mendefinisikan bahwa bekal hanyalah sekedar ukuran materi yang cukup untuk kehidupan dunia.  Namun hakekat bekal sebetulnya sebuah kebutuhan yang harus dicukupi dan bersifat kompleks karena merupakan bentuk materi dan non materi.  Semua ini dikarenakan pemahaman diri sadar bahwa hidup tidak hanya untuk sekarang (di dunia) akan tetapi juga untuk kehidupan dimasa yang akan datang (setelah di dunia).

Ketika diri mencari bekal kehidupan diharapkan dapat menyeimbangkan atau selaras dengan kedua hal tersebut dapat terpenuhi.  Agar hal ini dapat terlaksana maka diri harus bijak dan selalu belajar dengan pemahaman yang benar.  Sebuah peristiwa yang terjadi di alam semesta sebuah pelajaran yang penting agar diri mampu meraih keseimbangan kehidupan tersebut.

Peristiwa ini mungkin sering kita lihat dan kebetulan langsung diri jumpai ketika berjalan di persawahan.  Bertemu dengan seorang petani yang baru selesai aktivitas di sawahnya karena padi sudah mulai menguning.   Banyak usaha yang dilakukan oleh para petani agar padi mereka tidak diganggu oleh burung-burung liar salah satunya adalah dengan memasang jaring.  Tujuan memasang jaring adalah mengurangi banyaknya burung yang menganggu bukan menghilangkan burung-burung tersebut.

Sebuah kata-kata bijak dari petani yang mengatakan bahwa kita butuh burung-burung tersebut dan kita juga butuh panen yang bagus, namun bukan berarti harus membunuhnya.  Jaring itu adalah pembatas ketika burung itu makan terlalu banyak maka akan tersangkut dalam jaring tersebut, namun ketika mereka makan sekedarnya dirinya masih bebas untuk terbang dan menikmati kehidupannya.  Burung yang tertangkap bisa kita jual atau bisa kita makan sebagai lauk karena dirinya sudah diluar batas kehidupannya.

Pernyataan yang mengejutkan sekaligus menyadarkan diri untuk mencari makna dibalik ungkapan itu.  Baca dan belajar diri lakukan untuk mencari hakekatnya dibalik makna kata-kata bijak petani dan perilaku burung tersebut.

Aktivitas petani di sawahnya dan burung dengan memakan padinya petani yang menguning merupakan bekerjanya mereka sebagai profesi dengan perannya masing-masing.  Profesi yang dijalankan karena sebuah perjalanan untuk mencari bekal kehidupan dengan memperhatikan keseimbangan hidup.  Mereka bekerja tidak untuk mengejar prestasi agar panennya banyak (jika banyak dirinya bersukur dan jika sedikit tidak akan menghilangkan jejak diri petani sebagai profesi.  Demikian juga dengan burung ketika dirinya berprofesi mencari bekal maka akan mencari secukupnya agar dirinya selamat dari jaringnya petani.

Sang Pencipta sudah memberikan pengetahuan yang hebat tentang mencari bekal ini melalui sebuah contoh.  Namun diri banyak dan tidak sadar tamzil pengetahuan ini.  Fenomena diri bekerja yang sebetulnya sebagai sebuah profesi tidak menjadikan diri bertindak demikian.  Inilah mungkin sebuah legalitas diri yang di beri julukan hidup yang melampaui batas.  Mengapa demikian?

Diri kita dikatakan bekerja sesuai dengan profesi jika aktivitasnya adalah menjalankan keseimbangan baik untuk diri-keluarga-manusia lain ataupun dengan alam semesta.  Ketika ini bisa dijalankan berarti diri menjalankan profesi dengan baik.  Masalah apa yang kita lakukan entah sebagai guru/dokter/aparat/PNS atau pekerja informal lainnya jika lakukan dengan tujuan untuk menjaga keseimbangan itu implementasi aktivitas profesi.

Namun ketika diri beraktivitas namun tujuannya adalah untuk kehidupan diri dengan memaksimalkan hasil yang di dapat (biasanya materi) akan berdampak pada ketidakseimbangan kehidupan.  Memaksimalkan hasil biasanya berujung pada prestasi yang diraih dan sebetulnya merupakan sebuah pengorbanan yang tidak sepadan dengan hakekat diri sebagai manusia.  Mengapa demikian? mari kita renungkan bersama bahwa selama ini diri kita bekerja untuk prestasi atau menjalankan profesi sebagai manusia dalam beraktivitas.

Bekerja Untuk Profesi dan Prestasi

Diri tengok pembelajaran dari diri petani.  Sebagai profesi yang menanam padi ketika mereka ingin tidak ada apapun yang mengganggu tanamannya maka segala upaya akan dilakukan.  Butuh pengorbanan yang ekstra hingga diri berbuat dengan tidak sadar akan mengganggu ekosistem dan kesuburan tanah.  Upaya yang dilakukan mungkin bisa dilakukan dengan ilmiah melalui obat-obatan, namun usaha ilmiah itu belum tentu menjamin panen yang bagus dan menjaga keseimbangan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun