Mohon tunggu...
Pakde Amin
Pakde Amin Mohon Tunggu... Penulis - Perjalanan Dalam Mencari Harmonisasi Kehidupan Diri

Belajar menikmati dan memaknai kehidupan melalui kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Para Pencari Cinta

27 Oktober 2021   19:48 Diperbarui: 27 Oktober 2021   20:11 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Para Pencari Cinta

Jalan menuju pecinta sedang ku cari
Gunung tinggi dan jurang yang terjal pasti akan ku lalui
Panas dan hujan bukanlah halangan yang menghalangi
Untuk menjadi Pecinta DiriMU kekasih

Bila diri ingin menjadi pecinta sejati
Yang selalu ingin mencari cinta yang hakiki
Ambil pedang untuk memotong urat nadi
Karena cinta akan mematikan sifat malu diri

ooiii... Bukan canda dan bukan tekat diri
Namun realita cinta meninggalkan apa yang semua dimiliki
Tidak kamu... mereka... atau diri ini
Karena mabuk bukan karena wiski tapi karena ingin dapat hati kekasih

Mengapa diri berlaku seperti ini
Melebihi orang gila yang baru kambuh... oooiii

Mengapa diri melakukan seribu gaya seperti orang liar
Karena diri ingin mendapatkan tipu daya untuk meraih hatiNYA

Bukankah diri sudah membaca cerita Romeo dan Julieta
Bukankah diri sudah membaca cerita Siti Nurbaya
Dan bukankah diri sudah mengetahui dongeng roro Mendut dan Pronocitra
Semua tak berakhir dengan kebahagiaan

Hai diri apakah seperti itu perjalanan para pencari cinta
Apakah itu yang diri alami semuanya hanya karena cinta
Cinta yang hanya sebuah ilusi semata
Karena dambaan hati yang fana

Hai diri apakah seperti itu perjalanan para pencari cinta
Untuk mendapatkan cinta dari Sang Pencipta
Yang tak lagi memikirkan apapun
Hanya untuk mendapatkan se-zarrah embun cinta

Diri terdiam...
Tak bisa berkata karena kelu lidah ini bagaikan terjepit oleh kata
Peperangan diri antara kebenaran dan pengakuan akan kekhilafan
Terlena oleh manisnya madu dunia

Jiwa pun merintih...
Karena tak pernah dianggap nasehat yang diberikan untuk diri
Kalah dengan ego dan nafsu selama ini
Terlena anggur yang memabukkan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun