Mohon tunggu...
Pakde Amin
Pakde Amin Mohon Tunggu... Penulis - Perjalanan Dalam Mencari Harmonisasi Kehidupan Diri

Belajar menikmati dan memaknai kehidupan melalui kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perilaku yang Berkonsep Mamayu Hayuning Buwono: Menuju Net-Zero Emissions

19 Oktober 2021   19:22 Diperbarui: 19 Oktober 2021   19:30 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pemanasan global yang sedang berlangsung selama ini sangat berbahaya jika tidak segera di tangani secara serius.  Rumusan dan kerjasama antar negara untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sudah terdengar sejak 2008. Bahkan pada tahun 2015 koferensi tingkat tinggi tentang Iklim di paris menyepakati adanya Net-Zero Emissions (NZE) pada tahun 2050.

Emisi gas buang merupakan zat berbahaya yang dihasilkan oleh tingkah laku manusia selama ini . Secara teori yang ada Emisi gas buang terdiri dari Sisa hasil pembakaran berupa air (H2O), gas CO atau karbon monooksida yang beracun, CO2 atau disebut juga karbon dioksida yang merupakan gas rumah kaca, NOx senyawa nitrogen oksida, HC berupa senyawa Hidrat arang sebagai akibat ketidaksempurnaan proses pembakaran serta partikel lepas.

Ketika melihat pemahaman dari pengetahuan emisi gas buang ini, kemudian timbul pertanyaan dalam diri "Apakah mungkin dapat tercapai jika perilaku diri kita sebagai manusia masih seperti ini?" Dan jawabannya pasti tidak mungkin, karena pada hakekatnya manusia hiduppun pasti mengeluarkan emisi dan menghasilkan gas emisi itu sendiri tanpa disadarinya. 

Karena semua unsur dalam emisi gas buang ini merupakan residu dari kegiatan diri manusia sehari-hari terlebih dalam kondisi yang serba teknologi canggih seperti ini.  Mungkin bukan menuju NZE akan tetapi mengurangi Aktivitas yang menghasilkan gas-gas yang berbahaya yang menyebabkan  pemanasan global dan mengakibatkan ketidak seimbangan alam semesta ini.

Penciptaan alam semesta dan manusia sebetulnya sudah merupakan sebuah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan memiliki hubungan kasualitas. Sehingga dalam berkehidupan antara alam dan manusia akan saling melengkapi atau saling membutuhkan, hal ini terjadi ketika kondisi dalam keseimbangan.  Jika ketidakseimbangan dalam kehidupan terjadi maka rusaknya manusia dan alam semesta pasti terjadi. Dan ini semua yang membuat kerusakan adalah perilaku yang tidak baik dari manusia itu sendiri.

Perilaku membuat kerusakan ini bisa dikarenakan kesengajaan atau ketidaksengajaan dalam melakukannya. Mungkin kerusakan ini diakibatkan perkembangan pemikiran diri manusia untuk selalu maju dan berkembang dalam  mencukupi kebutuhan kehidupan sehari. Ketidaksadaran berperilaku yang keliru ini mungkin karena kebiasaan diri yang tidak pernah berpikir secara mendalam dampak dari tindakan yang di lakukan.

Berpikir secara mendalam akan mengakibatkan diri lebih bijak dalam segala aspek mulai dari  perencanaan sampai dengan dampak dari aktivitas yang dilakukan.  Berpikir adalah tugas setiap diri manusia dalam hidup di dunia ini. Dampak dari berpikir ini bukan berarti sebagai penjara atas aktivitas sehari-hari namun akan menjadi dasar dan motivasi diri di dalam bertindak.  

Diri yang demikian ini akan terlihat dalam perilaku dalam kehidupannya dan dalam berperilaku sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai keyakinan yang diyakini.

Berpikir dan berperilaku bagi orang jawa khususnya terdapat nilai budaya adiluhung yang diyakini dan sejalan dengan ajaran yang dipeluknya. Nilai luhur budaya jawa  Memayu hayuning buwono (MHB) sebagai penegas diri bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan untuk menjadi pengelola atau penjaga dunia dan isinya.  Tugas ini merupakan tugas yang berat namun hal ini dilakukan agar alam semesta dan manusia dapat hidup dalam keseimbangan. 

Ketika nilai MHB ini diyakini dan digunakan sebagai motivasi dalam setiap aktivitas maka setiap tindakan (akibat dari kerja diri manusia) akan menjadikan kebaikan atau harmonisasi manusia dan alam semesta.  Konsep ini dapat bekerja ketika diri sudah menemukan hakekat diri sebagai manusia.  

Pencarian hakekat diri dilakukan dengan melakukan perenungan atas tugas diri yang sesungguhnya dan mencari prosedur hidupnya dengan membaca/belajar pada Buku Panduan yang diciptakan oleh Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun