Mohon tunggu...
Muhajirin
Muhajirin Mohon Tunggu... Guru - Asah pikir dengan menulis

Belajar menulis dengan baik adalah bagian penting untuk mengawetkan pengetahuan. Kadang ilmu bisa karatan dalam pikir yang terpendam. Berdiskusi dan menulis merupakan sebagian cara untuk mengasah Ilmu.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dari Medsos Merintis Kembali Kejayaan Kampung Halaman

11 April 2021   12:14 Diperbarui: 11 April 2021   12:40 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Melalui diskusi media social WhatsApp Group (WA Group), Pemuda Kelurahan Dodu Kecamatan Rasanae Timur Kota Bima menggelar diskusi intensif sejak beberapa waktu yang lalu hingga sekarang. WA Group itu juga beranggotakan juga warga Dodu yang sudah merantau di berbagai daerah. Diskusi mulanya membahas berbagai hal tentang problematika di kampung halaman.

Lama-kelamaan, dipersempit mengenai pemuda dan problematikanya. Seperti, bahaya narkoba, perjudian, tawuran antar kampong, dan pengangguran. Diakui dalam diskusi itu, sejak zaman dulu, terutama yang bisa dijangkau adalah tiga sampai empat generasi sebelumnya, Dodu dikenal sebagai salah satu kampungya para ulama (tuan guru) di Bima.

Sedangkan perkembangan sekarang, sudah jauh, bahkan tidak pantas dibanggakan lagi. Misalnya, tidak sedikit anak muda yang diidentifikasi sebagai pengguna Tramadol, yaitu salah satu jenis obat yang menimbulkan rasa mual dan muntah. Mereka mengonsumsinya dalam kadar yang tidak wajar dan tanpa pengawasan dokter.

Sebagian kasus itu, sudah ditangani polisi dan sebagiannya lagi menjadi biang yang merusak harmoni, misalnya pengerusakan  dan pembakaran rumah warga, pembakaran dangau (rumah sawah), pembakaran kandang ayam milik warga, pembacokan antara warga, dan pencurian motor.

Kok bisa? Ada yang berpendapat bahwa maraknya kasus kenakalan remaja karena kurangnya penegakan hukum. Sebab paling banyak diselesaikan secara damai di kantor polisi, karena alasan kekeluargaan dan pelapor tidak mampu memberikan tiga alat bukti, terutama saksi, sehingga hamper semuanya di SP3 kan.

Ada juga yang berpendapat, bahwa kejadian itu karena kesalahan orang tua yang memanjakan anak. Sebab banyak terjadi orang tua keberatan disebakan anaknya ditegur oleh pihak lain. Termasuk jika ditegur oleh, tokoh agama, polisi (BABINKAMTIBMAS), tentara (BABINSA) atau pemerintah kelurahan.

Selain itu, ada yang meyakini bahwa kenakalan remaja murni lahir dari anak muda sendiri yang tidak bisa dinasehati oleh siapapun. Hal itu,  dipengaruhi oleh pergaulan yang semakin bebas. Selain itu, pengaruh media massa yang menayangkan konten-konten kekerasan  secara fulgar.

Kemudian ada pula pendapat, bahwa problem utamanya adalah masjid sudah dijauhi masyarakat. Masjid hanya dijadikan sebagai pusat ibadah ritual saja. dan dikuasai oleh pengurus yang terdiri dari orang tua.

Kebanyakan mereka tidak mampu berkomunikasi baik dengan anak muda. Bahkan anak muda yang direkrut menjadi pengurus hanya formalitas semata, karena keputusan terakhir selalu dari segelintir orang tua. Kegiatan remaja masjid juga relative lumpuh, sebab problem  anak muda tidak lagi menjadi agenda pengurus masjid.

Dan masih banyak lagi pendapat yang disampaikan, tetapi empat prndapat itulah yang paling menonjol.

Lantas, apa solusinya? Banyak solusi yang disampaiakan, namun pada akhirnya disepakati bahwa pemberdayaan pemuda harus dismulai dari masjid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun