Mohon tunggu...
MuhHazairin
MuhHazairin Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Financial Planner | Suka cerita tentang film | Suka cerita tentang buku | Penyuka Fotografi | Suka Makan | Apalagi Travelling

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Islamisasi, Kristenisasi, dan Politisasi Fakir Miskin dan Anak Terlantar

15 Agustus 2010   14:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:00 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ini Undang2 tapi banyak dilanggar tapi tak pernah ada yang gugat Pelanggaran Konstitusi(ventos.wordpress.com)

Sebelum saya Melanjutkan Ke bagian-bagian utama Tulisan saya, saya ingin Klarifikasi Terlebih Dahulu, Bahwa Tulisan ini bukanlah Tulisan bertema SARA, hanyalah sedikit Kegundahan melihat Eksploitasi Agama dan Kepentingan Politik kepada kaum-kaum yang tertinggal..sehingga mereka menjadi objek meraih kesuksesan kaum tertentu akan tetapi tetap menjadi sosok marginal yang terpinggirkan ketika kesuksesan kaum itu tercapai..

Islamisasi dan Kristenisasi bagi saya sebenarnya menjadi positif ketika melibatkan hati dan kepercayaan manusia yang di islamisasi ataupun dikristenisasi sehingga menjadi proses pencarian yang sebenar-benar pencarian fungsi Tuhan sebagai pencipta alam semesta seperti yang dilakukan Ibrahim menurut umat islam atau Abrahama dalam agama nasrani.

Akan tetapi akan menjadi negatif kondisinya ketika hal ini dimasukkan dalam koridor-koridor yang mendekati kebutuhan manusia..mungkin sedikit mudah ketika saya mencoba menganalogikan kembali apa yang saya coba pahami dari film "Alangkah Lucunya Negeri ini" mungkin yang pernah nonton film ini akan tau apa yang saya gambarkan

jelasnya Begini, Ketika Pipit (Tika Bravani) dan Muluk (Reza Rahadian) datang dan si Muluk mengenalkan si Pipit untuk mengajarkan agama kepada anak-anak yang notabene kaum tertinggal sehingga untuk melanjutkan hidup mereka menjadi copet dan ketika si Pipit menanyakan apa agama mereka pada saat itu, anak-anak sontak kebingungan tidak tau apa yang akan dijawab ketika ditanya apa agama mereka, akhirnya karena si Pipit merupakan orang islam sehingga yang diajarkan pun akhirnya agama Islam..

Nah disinilah, letak kelemahan dan kesalahan Islamisasi dan Kristenisasi yang kita lihat sekarang, pada kaum marginal itu sendiri,  bukan merupakan pembelajaran proses pencarian agama yang sesungguhnya, karena seringkali proses islamisasi dan kristenisasi menawarkan kemudahan hidup yang tidak didapat oleh objek kaum marginal itu sendiri..ketika orang islam datang dengan bantuan pada kehidupan mereka dan orang islam itu langsung mengajarkan dan menyuruh masuk islam akan dilakukan oleh mereka karena kepentingan perutlah yang berbicara bukan kepentingan rohani yang mencari kebenaran tentang Tuhan. begitu juga dengan agama-agama lain yang melakukan ekpansi  agama berakhiran -iSasi

Begitu Juga dengan proses Politisasi para politikus negeri ini, ketika menjelang pemilu apa saja dilakukan untuk mengambil hati orang miskin yang memang notabene gampang dibeli karena kebutuhan mereka pada "kertas ajaib" yang bisa dibuat untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka akan menjadikan mereka objek yang mudah untuk diberondong kebutuhan, cukup memberikan beras pada kaum Marginal ini dan Berkata Pilih Nomor XX partai XX , kepentinganpun akan terwujud.

akan tetapi ketika mereka para Politikus itupun sudah duduk dengan enaknya di kursi kemenangan, akhirnya kepentingan perut mereka yang membuncit membuat mereka kehilangan ingatan pada janji-janji yang diucapkan ketika musim kampanye..

Terima kasih...

Salam

Muhamad Hazairin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun