Mohon tunggu...
Kuning Hitam
Kuning Hitam Mohon Tunggu... Petani - Komunitas Ranggon Sastra

Semua ini terjadi, lewat tanpa permisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sajak yang Sakit

24 Juni 2020   19:36 Diperbarui: 24 Juni 2020   19:44 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Apa yang akan kita lakukan bila muncul kata sakit?
Kenapa sedari dulu tak pernah terobati?
Banyak orang yang mencoba mengobati
tetapi terikat parasit
lalu akhirnya menjadi penyakit bagi kaum yang sempit

Sakit bukan hanya soal manusia.
Dan kenapa manusia bisa sakit
karena selalu menyakiti:
apa yang dipijak
apa yang disentuh
apa yang dilihat
apa yang dirasa
apa yang dimakan dan diminum
apa yang sama dan beda

Akankah manusia terus menjadi bom
bagi alam yang selalu membopong.
Akankah manusia terus sujud kepada mesin
jelas-jelas kehidupan tak akan terjamin.

Bila kehidupan sakit
maka akan berjangkit. Ke udara
dihirup alam semesta
menjadi luka yang raya

Siapa yang bisa menahan rasa sakit
lagak kuat manusia tak mampu menahannya.
Hanya bumi. Bahkan tanpa menjerit

Ketika semua sudah sakit dan tersakiti
kenapa tak saling memberi.
kenapa malah saling membeli
hingga menjual harga diri

Kalau harga diri saja terjual
lantas bagaimana dengan harga mati
harga yang kian lama tersakiti
digerogoti rasa tak tahu diri

Jakarta, Juni 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun