Mohon tunggu...
Kuning Hitam
Kuning Hitam Mohon Tunggu... Petani - Komunitas Ranggon Sastra

Semua ini terjadi, lewat tanpa permisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Guru

17 Desember 2019   13:50 Diperbarui: 31 Desember 2019   00:51 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku adalah murid bandel yang disekolahkan di bumi.
Hari-hari adalah jam belajar yang tak pernah berhenti.
Sering kutinggalkan pelajaran berulang kali
untuk pergi mengunjungi rental nafsu nafsi.

Aku adalah murid yang tak tahu diri
segala yang kudapati tak pernah kupakai rapi.
Ilmu kubuang pada wajah guruku sendiri
lalu kencing di tempat kakinya berdiri.

Kepada guruku yang baik hati
aku tulis sajak ini atas pengakuanku selama ini.

Ketika aku di bawah pohon
tanganmu menjadi daun yang membelai kepalaku.
Kaubilang padaku:
     "Jangan kaulubangi payungmu"

Kauselalu mengingatkanku
untuk memberi makan tempat sampah.
Kaubilang padaku:
     "Itu adalah peliharaanmu"

Ketika aku di pematang sawah
tubuhmu menjadi gubuk yang menaungi tubuhku.
Kaubilang padaku:
     "Yang kau lihat sekelilingmu itu adalah tubuhmu"

Jakarta, November 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun