Mohon tunggu...
Kuning Hitam
Kuning Hitam Mohon Tunggu... Petani - Komunitas Ranggon Sastra

Semua ini terjadi, lewat tanpa permisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pesta

21 November 2019   21:04 Diperbarui: 21 November 2019   22:01 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di negeriku ada pesta
pesta yang mengadakan perlombaan
dimana perlombaan itu diikuti kaum-kaum pemimpin
yang sama-sama saling bertaruh nyawa rakyatnya.

Pada saat yang sama
dengan ketidaktahuan
demi mendukung perlombaan
rakyat juga saling bertaruh nyawa sesamanya.

Kita sama-sama menyaksikan.
Bahwa lidah sudah menjadi pedang
menusuk dari belakang.
Dan mata hati sudah disegel kebencian
membuat kawan jadi lawan.

Di negeriku ada pesta
pesta yang menyediakan botol-botol minuman keras
untuk perlombaan yang culas.
Pesta ini tidak mengenal kekalahan
pesta ini untuk pemenang.
Dan semua yang ikut serta adalah pemenang kekuasaan.
Pesta makin meriah
para pemenang berlomba-lomba menenggak minuman:
Berdansa
berpelukan
berciuman
bahkan main perkosa-perkosaan.
Mabuk di pinggir kolam renang
sampai akhirnya tak sadarkan diri
terbang dalam keremangan
dan tak akan pernah kembali.

Pesta ini berdiri di atas punggung rakyat-
yang tengkurap di atas punggung ibu.
Oh ibu.
Oh punggungmu.
Dihadiahi beban dari pesta itu.

Jakarta, Oktober 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun