Kutanam bunga matahari
kutanam kata.Â
Di atas tanah kegelapan
kusiram dengan air mata kegelisahan.
Terus. Dan tumbuh perlahan:
Menjadi bibit
menjadi kata.
Terus. Dan tumbuh perlahan:
Menjadi dahan
menjadi angan.
Memupuk dengan rasa yang berselimut cinta.
Terus. Dan tumbuh menjulang:
Menjadi menara
menjadi bunga.
Terus. Dan tumbuh menawan:
Menjadi lebat berlipat
menjadi kata-kata.
Yang memancarkan aura kebahagiaan
di atas tanah kegelapan.
Bunga telah mekar
bersama kata-kata.
Dan tak lama akan layu
lalu menghasilkan benih yang berlipat ganda.
Bila kaupangkas
ia akan tumbuh kembali di antara ketiak dedaunan.
Dan kata-kata
telah dicerna oleh pikiran manusia.
Bunga mekar kembali
dengan wajah berseri
dan kata-kata menaungi
dari atas daun.
Bila kaucabut
sampai akar-akarnya
dibakar di tempat sampah
dan ia menjadi abu yang ditiup angin
lalu melayang-layang di udara
bersama kata-kata
mengembara dalam dunia
dan masuk ke kamarmu
mengganggu tidurmu.
Benih yang berlipat ganda
kubagikan ke tetangga
kawan dan saudara.
Sama-sama menanam.
Sama-sama membaca
bunga-bunga bangsa.
Jakarta, Oktober 2019