Mohon tunggu...
Kuning Hitam
Kuning Hitam Mohon Tunggu... Petani - Komunitas Ranggon Sastra

Semua ini terjadi, lewat tanpa permisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menanam Kata

21 November 2019   12:14 Diperbarui: 21 November 2019   20:48 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kutanam bunga matahari

kutanam kata. 

Di atas tanah kegelapan

kusiram dengan air mata kegelisahan.

Terus. Dan tumbuh perlahan:
Menjadi bibit
menjadi kata.
Terus. Dan tumbuh perlahan:
Menjadi dahan
menjadi angan.

Memupuk dengan rasa yang berselimut cinta.
Terus. Dan tumbuh menjulang:
Menjadi menara
menjadi bunga.
Terus. Dan tumbuh menawan:
Menjadi lebat berlipat
menjadi kata-kata.
Yang memancarkan aura kebahagiaan
di atas tanah kegelapan.

Bunga telah mekar
bersama kata-kata.
Dan tak lama akan layu
lalu menghasilkan benih yang berlipat ganda.

Bila kaupangkas
ia akan tumbuh kembali di antara ketiak dedaunan.
Dan kata-kata
telah dicerna oleh pikiran manusia.

Bunga mekar kembali
dengan wajah berseri
dan kata-kata menaungi
dari atas daun.

Bila kaucabut
sampai akar-akarnya
dibakar di tempat sampah
dan ia menjadi abu yang ditiup angin
lalu melayang-layang di udara
bersama kata-kata
mengembara dalam dunia
dan masuk ke kamarmu
mengganggu tidurmu.

Benih yang berlipat ganda
kubagikan ke tetangga
kawan dan saudara.
Sama-sama menanam.
Sama-sama membaca
bunga-bunga bangsa.

Jakarta, Oktober 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun