Â
Diary: Menyikapi Kesendirian
MugiarniÂ
Selama liburan saya seorang diri, saya dengan tekun menuliskan pengalaman-pengalaman pribadi saya dalam sebuah catatan harian. Saya juga berusaha semaksimal mungkin untuk berkontribusi pada blog Kompasiana dengan menghasilkan puisi, cerpen, dan berita. Namun, di antara semua aktivitas itu, waktu saya juga selalu saya sisihkan untuk beribadah dan berdoa kepada Allah, mencari ketenangan dan keberkahan dalam kesendirian saya.
Sebagai seorang yang telah ditinggal oleh suami, tentu saja saya menghadapi kesendirian baik pada siang maupun malam hari. Namun, kesendirian ini saya manfaatkan sebagai waktu untuk merenungkan dan memahami kehidupan.
Kesendirian ini juga memberi saya kesempatan untuk mendalami diri sendiri, mengejar hobi-hobi yang telah lama tertunda, dan merencanakan masa depan dengan lebih baik.
Meskipun kesendirian ini tidak selalu mudah, saya berusaha menjadikannya sebagai peluang untuk tumbuh dan berkembang. Saya yakin bahwa dengan menjalani hari-hari ini dengan penuh kesabaran dan ketenangan, saya akan menjadi pribadi yang lebih kuat dan lebih bijaksana.
Pada malam-malam ketika saya bangun untuk menjalankan tahajud, saya merasa lebih dekat dengan Allah. Saya memanfaatkan waktu tersebut untuk mendoakan sanak keluarga yang telah meninggal, mengharapkan rahmat dan pengampunan dari-Nya bagi mereka yang telah pergi. Doa-doa ini adalah cara saya menyampaikan kasih sayang dan hormat saya kepada mereka, serta berharap agar mereka selalu dalam lindungan dan rahmat Allah.
Selain itu, tahajud juga menjadi waktu yang sangat berharga untuk mendoakan almarhum suami saya. Saya mendoakan agar ia mendapatkan tempat yang mulia di sisi Allah, serta mendapatkan kebahagiaan dan ketenangan di akhirat. Saya berharap agar setiap perjuangan dan pengorbanannya di dunia dihitung sebagai amal kebaikan yang besar di sisi-Nya.
Tahajud adalah saat-saat ketika saya merasa paling dekat dengan Allah, tempat di mana saya dapat mengungkapkan perasaan, harapan, dan doa-doa terdalam saya. Ini memberi saya ketenangan dan kekuatan untuk menghadapi kesendirian dan perjalanan hidup yang penuh tantangan. Saya percaya bahwa dengan menjalani hari-hari saya dengan keimanan dan kesabaran, Allah akan selalu menyertai dan mewujudkan langkah-langkah saya.