Saya sebagai warga dan seluruh warga perumahan GCC Sakura Cikarang merasa khawatir dengan aksi premanisme yang tampil dengan berkedok penjualan bahan material dan menjaga keamanan. Mereka berkedok organisasi kepemudaan atau Karang Taruna padahal mereka adalah preman yang sangat meresahkan warga. Organisasi mereka sangat beraroma kedaerahan menguasai kawasan perumahan.
”Bayangkan, ketika saya mau merenovasi rumah saya disini, dikenai biaya septictank Rp 4.5 juta itu juga dengan kualitas yang seadanya dan jika di kerjakan oleh sendiri kita harus membayar upeti kepada mereka sebesar Rp.500.000,” kata Andi, warga perumahan di GCC Sakura.
Dia menyebutkan bila membeli bahan material dari luar maka mereka akan mengusir mobil pengangkut bahan materialnya dan dilarang masuk ke wilayah mereka.
Monopoli dan harga tinggi pun mereka lakukan seperti warga tidak bisa berhubungan langsung dengan toko material lain, Karena mereka melarang warga untuk membeli bahan material di tempat lain. Namun harga material yang di tawarkan mereka lebih tinggi karena telah dimasukkan biaya preman. “saya sudah menanyakan harga di took material lain seperti bata hebel yang di took material lain Rp.600.000 tetapi di preman jualnya Rp.700.000 belum lagi pasir, klo di tempat lain itu harganya Rp.180.000 di preman itu Rp.230.000 itu juga mereka menyekat mobilpick-up nya, itu berarti volumenya berkurang, belum lagi bahan yang lain,” tambah Andi.
Untuk saat ini belum ada aparat yang memberantas aksi premanisme tersebut. Suasana tersebut mengesankan hukum rimba. Penegakan hukum menjadi impian banyak orang malah tidak didapatkan warga. Warga juga heran mengapa tindak kriminalitas terang-terangan tersebut dibiarkan aparat berwenang.