Mohon tunggu...
Muhammad Nailul Mughits
Muhammad Nailul Mughits Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Program Studi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Palangkaraya Tahun 2019

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menilik Kaca Ekonomi Tahun 1997-Sekarang

7 Mei 2021   14:16 Diperbarui: 7 Mei 2021   14:25 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: YOUTOBE PROPERTY OF CNBC, BERBAGAI SUMBER, DIOLAH

Historikal Krisis pada tahun 1997-1998.

Hal pertama yang dipertanyakan oleh masyarakat ialah terkait mengapa pada tahun ini Indonesia mengalami krisis, apa yang menjadi sebab terjadinya krisis tersebut dan bagaiman strategi penyelamatan oleh pemerintah. 

Tentunya hal tersebutlah yang paling dipertanyakan dikalangan masyarakat awam. hal ini dimulai dari tahun 1997 merupakan efek bola salju sebelum 1998.

4 faktor yang menjadi sebab terjadinya krisis tersebut antara lain:

  1. Krisis Keuangan Regional Asia. yang kemudian juga berdampak pada
  2. Utang Luar Negri Swasta yang akan Jatuh Tempo.
  3. (Tentunya dibutuhkan banyak dolar, dalam artian pihak bank/perusahaan-perusahaan, swasta banyak membutuhkan dolar untuk membayarkan utang-utang  jatuh tempo. dengan demikian tentunya berimbas kepada pelemahan niai mata uang indonesia (rupiah))
  4. Rush Uang Rupiah, Artinya ada ketakutan yang terjadi pada tahun tersebut, Dikarenakan takut jikalau salah seorang ingin mengambil uang dalam jumlah yang sangat banyak kemudian pihak Bank tidak bisa memberi, hal demikianlah yang menjadi tolak ukur ketakutan masyarakat dalam jaminan keuangan mereka, akhirnya pada saat itu terjadilah yang namanya "Rush Uang Rupiah " dimana semua orang berbondong-bondong untuk melakukan penarikan. bebrapa analis juga mengatakan sekuat apapun Bank jikalau di Rush oleh para nasabahnya tentunya akan close. 
  5. Likuiditas Ketat. Dalam kejadian berikut tentunya banyak dari para masyarakat dan juga dari pihak Investor juga kembali ingin menarik uang mereka dan mengamankan kapitalnya tentunya likuiditas uang yang beredar dimasyaraat pun tidak teratur.

Termasuk krisis yang dialami oleh Perbankkan pada tahun 1998 ada 3 faktor antara lain:

  1. Krisis Keuangan, yang mana tentunya krisis keuangan pada saat itu menjadi salah satu tulang punggung terbesar negara Indonesia
  2. Krisis Politik, yang mana kemudian terkait kembali terhadap permasalahan politik yang semakin memanas, mengenai kursi kepemimpinan dan peraturan-peraturan perundang-undangan menjadi pertanyaan, demikianlah yang menjadi krisis politik pada saat itu.
  3. Krisis Kepercayaan Kepada Pimpinan, yang mana pada saat itu yang memimpin Negara Republik Indonesia ialah presiden soeharto yang kemudian digantikan oleh BJ.Habibie.

Dalam hal tersebut langkah-langkah penyelamatan yang bisa di ambil oleh pemerintah ialah:

  1. Presiden IR.Soeharato harus menandatangani, Later Of Inten (LOI). dengan IMF. hingga pada saat ini dikatakan masih ada yang belum mengetahui apa isi dari perjanjian tersebut, yang mana kemudian memberikan dampak pada tahun 1998 oleh presiden BJ. HABIBIE, Harus mampu menyelamatkan perekonomian di dalam negri dengan cara kembali merubah UUD dan aturan-aturan untuk memenangkan hati para politisi pada saat itu dan juga tentunya kepercayaan masyarakat dan juga para investor.
  2. Bail Out 16 Bank. (Rp.670 T). pada saat itu ada yang nama nya BLBI, bantuan likuiditas bank indonesia, yang diberikan kepada 16 bank tersebut untuk menyelamatkan apa yang terjadi dari pada krisis rush uang rupiah.
  3. perubahan UUD.

Kemudian berlanjut ke tahun 2020 kemaren, dimana tentunya perihal baru yang terjadi dan menimpa Negara kita Indonesia khususnya ditahun ini bahwa Indonesia resmi kembali lagi dinyatakan resesi ditahun yang kembar ini. Adapaun penyebab dari pernyataan tersebut ialah tentunya merupakan dari pada faktor efek lanjutan dari tahun 2019 kemaren terkait perang dagang dan sebagainya yang mana dari hal  tersebut negara kita mengalami:

  1. Defisit Fiskal
  2. Defisit Transaksi berjalan (yang sering kita katakan hantu ataupun yang sering membuat nilai mata uang rupiah kita sulit untuk dikatakan kembali ke level yang lebih rendah dari Rp.13.000 ).
  3. Defisit Perdagangan, (yang mana impor selalu lebih besar daripada ekspor) *Pandemi Global Covid-19
  4. dan yang terakhir yang menjadi salah satu penyebab dan dikatan oleh BPS ialah PSBB.

Yang mana dari berbagai macam hal tersebut membuat ekonomi kita menjadi terkontraksi.Dari berbagai macam penyebab yang nampak pada perekonomian kita pada saat ini. 

Dikatakan Resesi tentu saja permasalahan terkait dengan: "ekonomi dan musibahkemanuasiaan". karena ada dua macam permasalahan inilah yang kemudian membuat pemerintah kita harus memilih antara "Kesehatan ataukah Ekonomi" langkah manakah yang terlebih dahulu diutamakan, dan tentunya pemerintah lebih mengutamakan musibah kemanusiaan (kesehatan) terlebih dahulu yang harus diselesikan. Namun disisi lain banyak sekali pengeluaran/uang yang harus di keluarkan untuk tetap berusaha mempertahankan nilai perekonomian kita.

Berdasarkan data hingga saat ini pemerintah sudah mengeluarkan kurang lebih sebanayak: RP. 695,2 T. hampir mencapai Rp.700 T, dan kemungkinan akan ditambah lagi kedepannya untuk menyelamatkan perekonomian di Dalam Negri.Tinjauan awal terkait tahun 2020 ini ialah, terkait bagaiaman strategi Penyelamatan Perekonomian Negara kita supaya tidak terulang kembali seperti di tahun 1997-1998, antara lain:

  1. menjaga daya beli, (karena pada quartal kedua  nilai daya beli kita berkontribusi mencapai 57%)
  2. menjaga stabilitas nilai tukar
  3. menjaga Kepercayaan Investor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun