Mohon tunggu...
Mufti Riyani
Mufti Riyani Mohon Tunggu... Dosen - Pembelajar dan Penjelajah

Belajar dari apa saja, dari siapa saja, tentang apa saja.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Pesta Subuh Minggu Pagi

14 Januari 2021   10:28 Diperbarui: 14 Januari 2021   19:06 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi pulang pesta. (sumber: pixabay.com/Alpcem)

Sejak pasar dipenuhi sajak iklan,
reklame berbaling
entah ke mana kampung lesap angan?
Berebut atap, tidak terasing

Sebagiannya pada dunia berlari
Sebagiannya pada diri sendiri

Sebagian kita memuja malam gairah
Rebah membalas penat sepekan lelah
Sebagiannya mengakrabi resah
Rubuh mengurut urat yang digurat jengah

Sejak kampung memindahkan sunyi
dibawanya pulang
Pesta subuh
minggu pagi

Tak ada yang benar-benar ditinggalkan
Setelah senyap dibungkus rapi
tisu berserak dan remahan roti

Satu persatu sepatu kaca tertinggal
Si pemilik pulang dan merapikan bekal untuk ke ladang
Ke gunung
Ke tegalan
Ke pasar
Terminal atau ruang jawatan sederet selasar
Mereka yang terus menjalar dari subuh ke petang,
Malam dan pagi
Meretas mantra  
Mengusir jengah kotak hari
Pada malammu
Pada malamku
Atau entah kapan jam
Memilih lesu

Pestamu menyadur sunyi
Pestaku lipat sembunyi
Dengkur tanpa nyayi

Berlepit-lepi
Berebut mufakat
Kampung menubuh kota jingkat berjingkat

Tumpahan catatan penuh terkepung
Memahat kampung diseberang ingatan

Langsa, Januari 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun