Mohon tunggu...
Muflikhatus
Muflikhatus Mohon Tunggu... Editor - universitas airlangga

editor

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dinamika Budaya Kampus: Eksplorasi Akulturasi Mahasiswa dalam Pergaulan Sosial

20 Mei 2023   22:31 Diperbarui: 20 Mei 2023   22:48 864
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Mahasiswa merupakan kelompok masyarakat yang memiliki peran penting dalam membentuk dan memperkaya kebudayaan Indonesia. Sebagai bagian dari masyarakat, mahasiswa sangat diharapkan mampu menghargai, menjaga, dan memperkaya kebudayaan yang ada di sekitar mereka, serta mampu beradaptasi dengan kebudayaan baru yang mereka temui. Proses tersebut dikenal dengan istilah akulturasi budaya. Dalam pergaulan sosial di lingkungan kampus, akulturasi budaya menjadi hal yang sangat penting karena kampus merupakan tempat berkumpulnya mahasiswa dari berbagai latar belakang budaya.Tentunya  itu akan sangat berdampak pada kebiasaan dan kehidupan mereka.

Tidak perlu mengunjungi tempat yang berbeda-beda untuk melihat keberagaman budaya, ras, suku, dan agama. Sebagai mahasiswa kita dapat dengan mudah melihat ragam budaya dari berbagai daerah di Indonesia di lingkungan kampus. Dapat kita temui teman teman yang berasal dari berbagai daerah dari sabang hingga Merauke mulai dari Pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, Bali, hingga Papua. Dalam kondisi seperti ini, mahasiswa dituntut untuk dapat beradaptasi dan menghargai keberagaman budaya yang ada di sekitarnya. Inilah yang disebut dengan akulturasi budaya. Akulturasi budaya sebenarnya tidak hanya terjadi pada kehidupan mahasiswa, namun semua kalangan masyarakat Indonesia. Namun, disini mahasiswa sangat mengalami dampaknya karena lingkungan hidup yang membuat mereka harus menerima fenomena tersebut dengan baik.

Akulturasi budaya dalam pergaulan sosial di lingkungan kampus dapat kita artikan sebagai proses saling belajar, saling memahami, dan saling menghargai satu sama lain. Melalui proses ini, mahasiswa bisa mendapatkan berbagai pengalaman mengenai apa itu alkulturasi budaya serta meningkatkan pemahaman mereka tentang keberagaman budaya yang ada di Indonesia. Dalam pergaulan sosial di kampus, akulturasi budaya terjadi melalui interaksi sehari-hari antara mahasiswa bahkan dosen. Hal ini dapat terlihat dalam berbagai aspek kehidupan kampus, seperti kegiatan akademik, kegiatan berorganisasi, kerja diskusi, maupun kegiatan sosial lainnya.

Salah satu contoh bentuk akulturasi budaya yang sering kita jumpai adalah perbedaan kuliner di setiap daerah ataupun perbedaan logat bahasa.  Mahasiswa seringkali berbagi cerita atau culture shock mereka dengan teman-teman sekelas ketika mengetahui perbedaan jenis maupun rasa makanan dengan yang ada ditempat tinggal masing-masing.a Tak jarang mereka bercerita tentang hal-hal baru yang mereka dapatkan di kota tempat mereka menempuh pendidikan kepada temannya yang berasal dari kota yang sedang mereka tempati itu. Misalnya mahasiswa asal Surabaya yang berkuliah di Jogja, mereka kaget karena makanan di Jogja cenderung manis, sangat berbeda dengan makanan khas daerahnya yang cenderung asin. Mungkin perbedaan makanan juga dapat menimbulkan tantangan bagi tiap individu, seperti ketidaknyamanan dengan rasa atau tekstur yang tidak biasa namun seiring berjalan waktu akan mulai terbiasa.

Yang kedua, akulturasi budaya yang juga banyak terlihat dan sering dijumpai yaitu bahasa dan gaya berkomunikasi. Sebagai mahasiswa seringkali mendengar kosakata dan logat bahasa dari teman-teman mereka yang berasal dari latar belakang budaya yang berbeda. Hal ini tidak hanya memperkaya kosa kata mereka, tetapi juga memperluas pemahaman tentang beragam budaya dan tradisi. Misal mahasiswa yang berasal dari jawa barat dimana selalu menggunakan kosa kata "lu, gue" ketika berkuliah di Jawa Timur mereka sedikit kaget, karena Bahasa dan  logat yang digunakan sangat berbeda. Melalui perbedaan logat bahasa ini memungkinkan kita untuk memperluas wawasan mereka tentang keanekaragaman bahasa serta dapat belajar kosakata baru, pola intonasi, dan frase khas yang digunakan dalam bahasa tersebut.

Dibalik itu, akulturasi budaya juga dapat menimbulkan tantangan dimana tantangan tersebut harus dapat teratasi agar tercipta suatu hubungan yang harmonis. Mahasiswa perlu mengatasi stereotip, prasangka, dan konflik yang mungkin timbul dalam proses akulturasi. Penting bagi kita sebagai mahasisea untuk membangun kesadaran, saling menghargai dan toleransi terhadap perbedaan budaya untuk menciptakan lingkungan kampus yang harmonis.

Akulturasi budaya di lingkungan mahasiswa juga dapat memiliki dampak positif dan negatif yang berbeda. Berikut ini adalah beberapa contoh dampak positif dan negatif dari akulturasi budaya di lingkungan mahasiswa:

Dampak positif:

  • Pembelajaran dan pemahaman tentang budaya yang berbeda

Dalam lingkungan mahasiswa yang bervariasi, proses akulturasi budaya dapat memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mempelajari dan memahami budaya yang berbeda dari mereka sendiri..

  • Keragaman kebudayaan

Budaya yang beragam dapat memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk melakukan sesuatu dan memperkaya diri dalam budaya yang berbeda.

  • Kreativitas dan inovasi

Akulturasi budaya dapat menumbuhkan sifat inspiratif bagi mahasiswa agar bisa menghasilkan ide-ide kreatif dan inovatif yang menggabungkan unsur-unsur budaya yang berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun