Mohon tunggu...
Mufidatul nuraini
Mufidatul nuraini Mohon Tunggu... Wiraswasta - Tadris ips 2

Tumetese iluhku ing dino iki dadio esemku ing dino mburi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Pendidikan Eksistensialisme

5 Mei 2020   12:15 Diperbarui: 5 Mei 2020   12:21 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

1. Pengertian filsafat pendidikan eksistensialisme

    Pendidikan eksistensialisme secara istilah adalah filosofi atau pola pikir yang mengutamakan kebebasan dalam memilih terhadap makna hidup kita masing-masing, kaum eksistensialisme meyakini bahwa kehidupan tidak memiliki makna tertentu. 

2. Pemikiran Tokoh Filsafat pendidikan Eksistensialisme

     A. Jean Paul satre

          Jean merupakan filsuf eksisten yang berhasil membuat aliran ini menjadi terkenal dia juga terkenal sebagai pelopor eksistensialisme di Perancis , ia mengatakan bahwa eksistensi lebih dulu dibandingkan dengan esensi artinya manusia akan memiliki esensi jika ia telah eksis terlebih dahulu. 

    B. Soren Kierkegaard

         Soren seorang filsuf Jerman yang berkembangsaan Denmark. Soren sendiri melihat dirinya sebagai seorang yang rekigiua dan anti filsuf, soren mengatakan bahwa yang terpenting bagi manusia adalah eksistensinya sendiri, apa yang semula berada sebagai kemungkinan, bisa jadi berubah menjadi suatu kenyataan. 

    C. Martin buber

         Martin buber seorang filsuf Jerman, Martin buber menjelaskan bahwa nilai eksistensi manusia bukanlah persoalan murni individualis semata melainkan dalam pemahaman kita mengenai nilai eksistensi manusia yaitu relasi. 

    D. Martin heidgger

          Heidgger seorang filsuf asal Jerman, dalam studi filsafat heidgger lumrah dikenal sebagai filsuf dalam mazhab pemikiran eksistens, salah satu gagasannya adalah konsep " Being in the world " Maksudnya adalah manusia merupakan eksentitas yang bernaung dalam dunia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun