Mohon tunggu...
mufida rahma
mufida rahma Mohon Tunggu... Mahasiswa - tetap sehat

Mufida Rahma 21107030033 Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Perfeksionisme: Kekurangan, Kesalahan, dan Kritikan adalah Sebuah Kegagalan

11 Juni 2022   19:59 Diperbarui: 11 Juni 2022   20:57 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri/ poster perfeksionisme 

Perfeksionisme dapat menjadi hal yang baik jika memiliki takaran yang tepat, dapat menjadi sebuah motivasi untuk menjalankan sesuatu hal dengan baik. Membuat kita terus maju apapun tantangannya hingga mencapai sebuah tujuan tersebut. Tetapi, ternyata tidak sedikit orang perfeksionis yang sengsara karena berusaha menggapai kesempurnaan yang tidak realistis bagi sebagian orang. 

Perfeksionisme adalah standar pribadi, sikap atau cara berfikir yang mengharapkan dan menuntut kesempurnaan, sehingga menolak segala sesuatu yang dianggap kurang. Jenis perfeksionisme yang paling umum adalah memaksakan standar tidak realistis pada diri sendiri dan orang lain. Orang yang memiliki sifat perfeksionisme memiliki standar yang ketat dan motivasi yang kuat untuk mencapai kesempurnaan dan menghindari kegagalan. Mereka adalah penilai terkaku dan hakim tergalak bagi dirinya sendiri dan oran lain. Mereka menganggap dirinya berharga ketika mereka meraih suatu prestasi dan mendapat pengakuan dari orang lain. Bagi mereka cinta itu bersyarat, bahwa kasih sayang dan pengakuan dari orang lain hadir untuk mereka hanya ketika mereka melakukan sesuatu dengan sempurna. Pola pikir seperti ini biasanya tumbuh pada mereka yang waktu kecil memiliki sosok pengasuh yang lebih mementingkan hasil akhir yang sempurna dari pada  proses dan upaya. Ketika mendapatkan nilai 100 akan dipuji, jika nilai kurang dari 100 tidak mendapatkan pujian sama sekali atau bahkan dikritik. Oleh karena hal itu, mereka cenderung tidak merasa cukup bahagia. 

Menurut salah seorang peneliti mengatakan bahwa perfeksionisme bukan tentang berjuang mecapai keunggulan, melainkan tentang menyempurnakan diri yang tidak sempurna. Ketika menghadapi tantangan atau kegagalan seorang perfeksionis cenderung memiliki target yang tidak realistis dan risih dengan kesalahan. Bagi mereka kegagalan adalah bencana, maka dari itu ketika mereka menghadapi kegagalan akan cenderung menyalahkan diri sendiri dengan kalimat-kalimat hiperkritis, seperti "aku gagal, berarti aku orang yang gagal secara keseluruhan, nggak ada hal baik dari diriku, semua yang aku lakukan sia-sia". Ciri-ciri orang perfeksionis adalah sebagai berikut ini: 

1. Cenderung memiliki standar yang tinggi, orang perfeksionis pada umumnya memiliki standar yang tinggi. Mereka cenderung memperhatikan kualitas tinggi agar sesuai dengan ekspetasi atau rencana mereka dengan sempurna. Misalnya, mereka anti dengan kegagalan dan rela mengerjakan segala sesuatu dengan sempurna agar mencapai keberhasilan. 

2. Cenderung memperhatikan segala sesuatu dengan detail, orang yang perfeksionis sangat menginginkan segala sesuatu dengan sempurna tanpa ada kekurangan satupun. Kesalahan sekecil apapun dapat membuatnya tidak tenang bahkan berujung stress. Hal ini yang melatar belakangi mengapa orang perfeksionis itu memperhatikan segala sesuatu itu dengan sangat detail. 

3. Tidak mudah percaya dengan orang lain, orang yang perfeksionis menganggap bahwa orang lain tidak akan mengerjakan sesuatu yang sesuai dengan ekspetasinya. Dengan alasan tersebut, mereka akan mengerjakan sesuatu dengan hasil tangan sendiri yang sesuai dengan keinginannya. 

4. Meemiliki karakteristik yang kaku, orang yang perfeksionis memiliki rencana yang telah diatur agar tercapai dengan standarnya. Mereka merasa bahwa aturan yang telah direncanakan tidak dapat dilanggar. 

5. Memerlukan waktu yang lama dalam mengerjakan sesuatu, mereka sering merasa ragu dan kurang sempurna dalam mengerjakan sesuatu dan sulit untuk diselesaikan. Sehingga mereka akan terus mengulangi hal yang serupa sebelum berhasil mengerjakan sesuatu dengan sempurna. 

6. Sering mengkritik tetapi tidak menerima kritik orang lain, orang yang perfeksionis adalah mereka yang sangat kritis terhadap orang lain yang tidak sejalan lurus dengannya. Bahkan mereka tidak bisa menghargai orang lain dan menganggap remeh orang tersebut. Walaupun sering mengkritik orang lain, namun mereka tidak tahan dengan kritikan orang lain. Apalagi jika kritikan tersebut bersifat negatif atau tidak sejalan lurus dengan mereka. Mereka cenderung menyalahkan diri sendiri dan menganggap sebuah kritikan adalah kegagalan. 

Sementara itu, seseorang dengan standar tinggi dan sehat memiliki target tinggi, realistis, dan bisa menerima kesalahan. Ketika hasil yang didapatkan tidak sesuai harapan, mereka akan berfikir "aku sudah melakukan yang terbaik, meski hasilnya tidak sempurna dan tidak sesuai ekspetasi, aku sudah mendapatkan kebahagiaan". Tidak mencapai target yang diharapkan bukan berarti gagal, pola pikir seperti inilah yang akan membantu kita memperbaiki apa yang perlu diperbaiki sehingga terus berkembang. Jika sikap perfeksionisme yang dirasa telah mengganggu orang lain, kalian bisa mencoba beberapa cara berikut ini:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun